Ahad 11 Mar 2018 16:51 WIB

Ini Upaya Kemenag Capai Target Indeks Kepuasan 85 Persen

Kemenkes terus melakukan ikhtiar untuk menekan angka kematian jamaah haji.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Jamaah 2017 terakhir dirawat di Saudi, wafat (Ilustrasi)
Foto: dok. Kemenag.go.id
Jamaah 2017 terakhir dirawat di Saudi, wafat (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemanag) menargetkan indeks kepuasan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2018 naik menjadi 85 persen dari tahun sebelumnya sebesar 84,85 persen. Saat ini, Kemenag tengah melakukan berbagai upaya untuk mencapai target tersebut.

"Kita akan meningkatkan layanan (untuk capai targer indeks kepuasan 85 persen)," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Muhajirin Yanis saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (11/3).

Menurut Muhajirin, selama ini indeks kepuasan haji tersebut diukur oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga yang independen. Menurut dia, BPS melakukan survei terkait tingkat kepuasaan pelayanan jamaah haji selama di Arab Saudi.

 

"Nah hal-hal yang terkait dengan peningkatan pelayanan, tentu pertama terkait dengan peningkatan pelayanan pemondokan atau hotel. Kita tetap akan pertahankan itu yang setara bintang tiga," ucap Muhajirin.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan meningkatkan layanan di bidang transportasi. Kata dia, pihaknya akan berupaya untuk menyediakan kendaraan yang baik dengan melakukan upgrade. "Lalu, dari sisi peningkatan layanan konsumsi. Ini yang semula 25, kita merencanakan tahun ini menjadi 40 kali," kata Muhajirin.

Menurut Muhajirin, peningkatan layanan katering tersebut akan memberikan dampak yang positif bagi jamaah haji, khususnya pada saat jamaah haji harus berkonsentrasi melaksanakan ibadah haji. Karena, kata dia, jamaah haji tidak perlu lagi sibuk mencari makan saat melakukan ibadah.

"Walaupun tidak sepenuhnya atau seluruh waktu ada di Makkah bisa disiapkan makan, tapi ini paling tidak ini secara bertahap yang semula tahun 2017 itu 25, tahun 2018 kita rencanakan 40," ujarnya.

Untuk memenuhi target 85 persen indeks kepuasaan haji, menurut Muhajirin, pihaknya juga akan melakukan peningkatan di bidang bimbingan ibadah. Kata dia, bimbingan ibadah jamaah haji tidak hanya akan dilakukan sejak di tanah air, tapi saat di Arab Saudi konsultan bimbingan ibadah juga akan melakukan visitasi atau kunjungan ke hotel-hotel jamaah haji.

"Tahun ini kita tingkatkan bahwa konsultan ibadah, di samping pembimbing ibadah kloter itu, kita tempatkan di sektor-sektor sehingga jangkauannya lebih dekat dan lebih terkonsentrasi," kata dia.

Dalam pelaksanaan ibadah haji 2017 lalu, indeks kepuasaan jamaah haji di Mina menurun. Hal ini dikarenakan layanan jamaah di Mina menjadi otoritas Pemerintah Arab Saudi. Karena itu, menurut Muhajirin, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat ini terus melakukan dialog dengan Pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan layanan jamaah haji Indonesia saat di Mina.

"Sehingga diharapkan pada tahun ini mudah-mudahan ada penambahan maktab atau tenda di Mina dari sebelumnya, sehingga bisa mengurai kepadatan," katanya.

Menurut dia, tim yang dikirim Kemenag juga sedang bernegosiasi dengan Pemerintah Arab Saudi agar ada penambahan toilet di Mina, karena ketersediaan toilet selama ini juga menjadi permasalahan di Mina. "Nah ini tim terus bekerja, nanti pada waktunya finalisasinya kita dapat mengetahui apa-apa yang kita usahakan itu terealisasinya seperti apa, tentu akan dapat diketahui sebelum kloter pertama terbang ke Arab Saudi,"ujarnya.

Sementara itu, terkait dengan masih banyaknya jamaah haji yang meninggal dunia pada 2017 lalu, Muhajirin mengatakan, urusan kematian merupakan rahasia Allah. Namun, kata dia, pihaknya dan Kementerian Kesehatan akan terus melakukan ikhtiar untuk menekan angka kematian jamaah haji.

"Tentu di satu sisi soal kematin ini menjadi rahasia Allah. Tapi, kita boleh berhenti untuk terus berikhtiar. Ikhtiar secara bersama dilakukan bersama Kementerian kesehatan," ujarnya.

Menurut di, sejak awal pihaknya sudah memberikan rilis jamaah yang akan berangkat ke tanah suci kepada Kemenkes, sehingga data itu yang menjadi bahan untuk melakukan dektesi dini sekaligus pendampingan terhadap calon jamaah haji, terutam yang ada di daerah.

"Mudah-mudahan tahun ini sinergitas kita terus kita bangun. Walaupun kan yang meninggal tidak semua orang sakit sebetulnya, ada juga orang sehat dari Tanah Air. Tetapi ada indikasi memang ada peningkatan meningggal dilihat dari usianya, usia-usia risti (risiko tinggi). Nah tentu kita terus berikhtiar dan berdoa supaya tahun ini tidak terlalu banyak," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement