Selasa 13 Mar 2018 20:40 WIB

Kalla Sebut Investasi Dana Haji di Arab Saudi Menguntungkan

Salah satu bentuk investasi yang didorong adalah pembangunan hotel.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menilai, investasi dana haji yang akan dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Arab Saudi, akan menguntungkan bagi Indonesia. Dalam kurun waktu jangka panjang, investasi ini akan membuat ongkos haji menjadi lebih murah.

"Setidaknya ongkos haji bisa lebih murah, kalau Indonesia kontrak jangka panjang," ujar Jusuf Kalla ketika ditemui di kantornya, Selasa (13/3).

Kalla mengatakan, pertumbuhan haji dan umrah Indonesia ke Arab Saudi semakin tinggi yakni sekitar 1 juta jamaah per tahun. Maka, jika Indonesia, terutama BPKH melakukan investasi dana haji di Arab Saudi, maka dapat memberikan keuntungan.

Salah satu bentuk investasi yang didorong adalah pembangunan hotel. Jusuf Kalla berpendapat, seiring dengan peningkatan jamaah haji dan umrah dari Indonesia, maka fasilitas hotel tersebut dapat terus dimanfaatkan sepanjang tahun.

"Kalau dulu bikin hotel disana cuma bisa dipakai 3 bulan, kalau sekarang karena umroh sedemikian banyaknya maka fasilitas itu dipakai selama 1 tahun, jadi menguntungkan," kata Kalla.

Sebelumnya pada Jumat, 9 Maret 2018 lalu Kalla menerima Kepala Badan Pelaksana Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu, dan Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Alwi Shihab, di Istana Wakil Presiden. Pertemuan tersebut melaporkan rencana investasi BPKH di Arab Saudi.

Anggito mengatakan, dalam waktu dekat BPKH akan melakukan kunjungan ke Arab Saudi untuk bertemu dengan Islamic Development Bank (IDB) dan beberapa investor. Pertemuan ini dalam rangka membahas peluang kerja sama investasi dan penempatan dana. Salah satu rencana investasi tersebut yakni membangun hotel di atas tanah wakaf milik Pemerintah Aceh yang ada di Mekah.

"Kami akan melakukan kerja sama dengan IDB dan juga akan bertemu dengan beberapa pihak investor di Arab Saudi, untuk melakukan administrasi yang paling dekat adalah dengan tanah wakafnya Aceh di Makkah kemudian ada beberapa kesempatan-kesempatan investasi Arab Saudi yang lain," ujar Anggito, belum  lama ini.

Anggito mengatakan, Pemerintah Aceh memiliki tanah wakaf yang letaknya sekitar 400 meter dari Masjidil Haram. Tanah wakaf milik Aceh tersebut sudah diikrarkan untuk investasi.

"Ikrar wakafnya sudah ada, dan sudah diinvestasikan oleh wakif di Arab Saudi, dan itu kita sedang proses negosiasi," kata Anggito.

Kerja sama antara BPKH dan IDB yakni untuk menempatkan dana tabungan haji dalam instrumen syariah. Anggito berharap, penempatan dana ini bisa menghasilkan return atau imbal hasil secara optimal yang nantinya akan dikembalikan kepada biaya operasional jamaah haji, maupun jamaah haji tunggu.

Anggito mengatakan, dana haji yang sudah terkumpul saat ini yakni sekitar Rp 102,5 triliun. Kata dia, wakil presiden mengarahkan agar BPKH dapat menginvestasikan dana haji di Arab Saudi karena bisa menghilangkan risiko valas, dan imbal hasilnya cukup besar.

"Jadi sepuluh tahun itu kalau kita berinvestasi di Arab Saudi bisa dimanfaatkan dan mendapatkan return atau nilai manfaat," ujar Anggito.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement