Jumat 18 May 2018 21:40 WIB

Saudi Tawarkan Solusi Persingkat Proses Keimigrasian Calhaj

Proses keimigrasian dipersingkat dengan menggunakan perekaman data biometrik.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan mengadakan pelayanan pembuatan paspor haji pada 650 calon jamaah haji, Sabtu (3/3).
Foto: Umi Nur Fadhilah
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan mengadakan pelayanan pembuatan paspor haji pada 650 calon jamaah haji, Sabtu (3/3).

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Kerajaan Arab Saudi (KSA) menawarkan solusi mempersingkat proses keimigrasian ibadah haji bagi calon jamaah haji (calhaj) Indonesia. Caranya dengan menggunakan perekaman data biometrik. Hal itu disebabkan selama ini calhaj harus mengantre lama saat berurusan dengan keimigrasian. "Sistem ini mempersingkat proses keimigrasian bagi calhaj Indonesia," kata staf dari Direktorat Imigrasi Arab Saudi, Whaleed di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI, Jumat (18/5).

Ia menjelaskan proses biometrik dilakukan dengan foto dan rekam sidik jari. Proses perekaman hanya membutuhkan waktu tiga hingga empat menit. Pun proses perekaman dilakukan di Indonesia menggunakan peralatan yang didatangkan dari KSA.

Whaleed mengatakan keuntungan proses perekaman biometrik memudahkan akses setiap calhaj asal Indonesia di imigrasi. Data yang terekam, yakni, bus apa yang akan digunakan calhaj, di mana tempat tinggal calhaj, bagaimana kondisi kesehatan calhaj, dan barang bawaan.

Whaleed mengatakan, KSA akan mengirim sejumlah staf imigrasi untuk membantu proses perekaman data biometrik di Indonesia. Perekaman akan dilakukan bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kemenag. Nantinya, ada jalur khusus bagi jamaah yang sudah memiliki rekam biometrik, baik di Jeddah maupun Madinah. "Perlakukan pada calon jamaah haji Indonesia akan diperlakukan sebagaiman warga Saudi. Artinya diperlakukan sebaik mungkin," kata dia.

Dengan demikian, diharapkan calon jamaah haji asal Indonesia bisa aman dan nyaman melaksanakan ibadah haji. "Paling penting, dukungan penuh dari pemerintah Indonesia untuk bisa menyetujui proses keimigrasian baru ini," ujar dia.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nizar Ali memastikan sistem perekaman biometrik mempermudah dan mempersingkat waktu yang dibutuhkan seorang calon jamaah haji di imigrasi. "Nanti prosesnya cepat sekali,"kata dia.

 

Namun, ia mengatakan, KSA berencana merekam 20 persen dari 225.100 calon jamaah haji asal Indonesia. Ia mengatakan Kemenag RI mengupayakan KSA bersedia merekam 100 persen data biometrik dari calhaj Indonesia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement