IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Perekaman data biometrik calon jamaah haji Indonesia akan dilakukan di 18 embarkasi di seluruh Indonesia. Mekanismenya dilaksanakan bersamaan dengan proses lain setelah calon jamaah tiba.
Kasubdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler Kementerian Agama, Nasrullah Jasman mengatakan perekaman biometrik mencakup 10 jari dan foto wajah. Data mereka kemudian langsung terintegrasi dengan imigrasi Arab Saudi.
"Ketika jamaah masuk asrama langsung ada kegiatan tambahan itu perekaman biometrik, online langsung ke imigrasi bandara Arab Saudi," kata Nasrullah pada Republika.co.id, Senin (9/7).
Tujuan kebijakan tersebut adalah untuk memperpendek masa tunggu jamaah di bandara. Setelah nanti tiba di bandara Saudi, jamaah hanya perlu verifikasi satu jari dan stempel kedatangan di paspor.
Proses perekaman data biometrik berlangsung cepat hanya sekitar empat jam untuk satu kloter. Ini berbarengan dengan persiapan segala kebutuhan lainnya sebelum berangkat seperti pemeriksaan kesehatan, pembagian gelang elektronik, kunci kamar hingga uang saku.
Menurut Nasrullah, koneksi internet untuk membuat data online dengan imigrasi disediakan oleh embarkasi. Proses perekaman dilakukan awal saat masuk embarkasi demi menghindari gangguan koneksi.
Jika dilakukan saat akan berangkat, proses perekaman dikhawatirkan terkendala sehingga dapat mengganggu jadwal keberangkatan. Sehingga, kata Nasrullah, perekaman data dilakukan di awal sebelum jamaah istirahat di embarkasi.
Setiap asrama memberlakukan kebijakan masing-masing untuk proses ini. Ada yang sudah membentuk one stop service untuk semua kegiatan semua seperti pembagian gelang dan lainnya. Setelah itu jamaah istirahat hingga keberangkatan.
Ada juga yang memberlakukan kebijakan jamaah beristirahat dulu 2 jam baru melakukan perekaman biometrik. Menurutnya, alat perekaman data akan tersedia sekitar H-3 sebelum keberangkatan pertama pada 17 Juli.
"Sebanyak 224 orang petugas telah dipersiapkan untuk membantu jamaah melakukan perekaman data, termasuk perangkatnya inshaallah H-3 sudah siap, ready di embarkasi," kata dia.
Ketersediaan jumlah perangkat disesuaikan dengan jumlah jamaah. Seperti dari Jawa Barat dengan jumlah jamaah sekitar 38 ribu dengan empat keberangkatan per hari. Sehingga butuh sekitar 20 petugas dengan 10 alat perekam.
Sementara untuk embarkasi dengan sedikit jamaah, alat dan petugas disesuaikan. Seperti Gorontalo dengan dua kloter per musim penerbangan sehingga satu kloter hanya perlu empat orang petugas dengan satu perangkat.