IHRAM.CO.ID, Sekelompok ibu-ibu calon jamaah haji (calhaj) tampak kegirangan menaiki mobil Ajag Ijig. Kendaraan ini tersedia di area depan Asrama Haji Pondok Gede.
Penamaan Ajag Ijig berasal dari bahasa Betawi yang artinya mondar-mandir. Ada dua unit mobil yang disediakan pihak asrama. Fungsinya, mengantar jemput calhaj yang memiliki keperluan sehingga tidak perlu berjalan jauh.
"Ajag Ijig mobil untuk mengantar dan menjemput jamaah dari penginapan ke taman selamat datang untuk bertemu keluarganya," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Jakarta Pondok Gede Dasrul El Hakim kepada Republika, Kamis (19/7).
Kehadiran Ajag Ijig mampu menghemat tenaga para calhaj sebelum berangkat ke Tanah Suci. Ajag Ijig mengantar calhaj dari area depan asrama ke penginapan di bagian belakang. Selain itu, mobil tersebut juga menjemput calhaj dari penginapan ke area depan asrama.
Asrama Haji Pondok Gede sebenarnya telah menyediakan dua unit bus untuk mengantar jemput jamaah dari Gedung Serba Guna 2 ke penginapan. Namun, jika ada yang tertinggal dokumen, obat-obatan, dan hal penting lainnya, jamaah dapat memanfaatkan Ajag Ijig.
Ajag Ijig adalah jenis mobil Carry yang didesain sedemikian rupa. Kapasitasnya mencapai tujuh orang.
Biasanya, ada satu atau dua orang calhaj tambahan yang memaksakan diri ikut naik, meski tidak kebagian kursi. Sopir Ajag Ijig sering melarang demi alasan keselamatan. Namun, karena calhaj memaksa, si sopir pun mengalah.
Ajag Ijig hanya beroperasi di dalam area asrama dengan kecepatan terbatas agar tidak membahayakan calhaj. Menurut sopir Ajag Ijig, Ramli, banyak calhaj gembira saat menaiki kendaraan tersebut, terutama ibu-ibu.
Mereka senang apabila naik bersama teman-temannya. Calhaj yang berasal dari desa agaknya sudah terbiasa menumpangi mobil jenis ini.
Tidak ada jumlah pasti berapa kali Ajag Ijig beroperasi dalam sehari. "Sesuai kebutuhan jamaah, kalau berapa balik dalam sehari ya seselesainya kebutuhan jamaah saja," ujar Ramli yang juga merupakan seorang satpam di Asrama Haji Pondok Gede.
Banyak calhaj bercerita kepada Ramli bahwa asrama tersebut kini berubah, terutama soal kehadiran Ajag Ijig yang sangat membantu. Mereka mengaku terbantu dengan layanan itu sebab jarak dari area depan asrama ke tempat penginapan kurang lebih 1,5 kilometer jauhnya.
Taufik, yang tergabung di kelompok terbang (kloter) 8, memuji kegunaan Ajag Ijig. Menurut dia, mobil ini memudahkan urusan calhaj, khususnya yang berusia lanjut (lansia).
Dia berharap ada inovasi yang dihadirkan Asrama Haji Pondok Gede setiap tahunnya. Seperti tahun ini, misalnya. Pengambilan sidik jari dan foto biometrik untuk kebutuhan keimigrasian dilakukan di Asrama Haji Pondok Gede. Alhasil, urusan jamaah saat menginjakkan kaki di Tanah Suci pun menjadi lebih ringan.