IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Syamsul Maarif menyampaikan, petugas kesehatan membuat buku catatan yang merekam kesehatan jamaah haji. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) juga harus membuat buku catatan yang merekam proses ibadah jamaah haji.
Syamsul mengatakan, setiap pembimbing ibadah di setiap kloter harus punya catatan pelaksanaan ibadah umrah dan haji jamaah selama di Tanah Suci. TPIHI secara ketat harus melakukan pengawasan dan kontrol terhadap pelaksanaan ibadah umrah wajib dan haji setiap jamaah. Di tahun-tahun yang lalu TPIHI hampir tidak punya catatan sama sekali.
"Oleh karena itu kami dari KPHI berharap, memohon dengan hormat, setiap petugas pembimbing ibadah (haji) mempunyai rekam jejak masing-masing jamaah haji," kata Syamsul kepada Republika.co.id, Ahad (22/7) malam.
Ia menjelaskan, artinya proses jamaah haji melaksanakan ibadah umrah dan haji harus dipantau. Misalnya, pembimbing menyediakan formulir laporan untuk mencatat setiap jamaah haji yang sudah melakukan umrah dan haji.
Contohnya, pembimbing haji di setiap kloter harus punya catatan jamaah haji ini sudah selesai melakukan tawaf tujuh kali putaran, sudah melakukan sa'i tujuh kali dan sudah tahalul. Semua jamaah haji harus dipastikan melakukan proses ibadah umrah dan haji sesuai rukun-rukunnya.
"Jadi pembimbing ibadah (haji) dalam hal ini TPIHI punya catatan seluruh anggotanya, bisa dipastikan apakah (jamaah haji) sudah melakukan ibadah umrah wajib apa belum," ujarnya.
Ia menegaskan, harus dicek satu persatu kepada setiap jamaah haji, siapa saja jamaah haji yang sudah dan belum melaksanakan ibadah umrah wajib sehingga jamaah haji terkontrol secara baik proses ibadahnya selama di Tanah Suci. Maka petugas pembimbing ibadah di setiap kloter akan punya buku catatan yang merekam jejak ibadah setiap jamaah haji. Dalam membuat catatan ini pembimbing ibadah haji bisa bekerja sama dengan ketua rombongan dan ketua regu.
Ia mencontohkan, jika jamaah haji sudah melakukan tawaf, maka diceklis formnya atau dicatat. Untuk itu jamaah haji harus ditanya satu per satu. Sebab biasanya ketika jamaah haji berpisah dengan rombongan, seringkali belum melaksanakan proses ibadah umrah dengan lengkap.