Oleh Erdy Nasrul dari Makkah
IHRAM.CO.ID, MAKKAH — Sebanyak lima orang jamaah sakit dirujuk ke rumah sakit sekitar Makkah. Mereka harus mendapatkan perawatan lebih intensif. Direktur Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah Dr Nirwan Satria menjelaskan mereka menderita sesak nafas, hernia, dislokasi tulang, diabetes dan kaki melepuh.
“Faktor utamanya karena kelelahan dan cuaca yang sangat berbeda dengan negara kita,” jelas Dr Nirwan di tempat kerjanya kawasan Aziziah Selatan, Makkah pada Sabtu (28/7) malam.
Sudah tiga hari jemaah haji asal Indonesia mulai masuk ke Makkah. Total hingga tadi malam sebanyak 13.947 jemaah telah tiba. Hari ini, menyusul 16 kloter atau 6.507 jemaah diberangkatkan dari Madinah menuju Makkah. Dari data tersebut, sejauh ini KKHI Makkah telah merawat 19 pasien.
“Rinciannya pasien limpahan dari Madinah empat orang, rawat inap di tempat kami (KKHI) enam orang, sementara lima orang kami rujuk ke RS Arab Saudi (RSAS) dan sisanya sudah diperbolehkan pulang ke hotel,” jelas Nirwan Satria.
Pihaknya meminta seluruh petugas agar terus mengimbau jamaah jangan pernah bosan minum air putih. Ia lantas mencontohkan ada jemaah asal kloter SUB-05 yang sempat pingsan karena dehidrasi.
“Jangan sampai dehidrasi, karena nanti bisa merambat ke organ tubuh lainnya,” jelas dokter asal Jambi itu menambahkan.
Air putih mudah ditemukan di berbagai tempat. Penginapan pasti menyediakannya. Jika mereka shalat di masjid setempat, pasti ada air putih gratis disediakan. Di al-Haram juga tersedia air zamzam untuk jamaah yang disebar di berbagai titik. Untuk meminumnya, jamaah tidak perlu mengantre. Selain itu, Nirwan juga meminta kepada seluruh jemaah untuk makan teratur.
“Seluruh jemaah sedapat mungkin makan tepat waktu,” ujarnya.
Jika ingin menikmati makanan yang berbeda, jamaah dapat mengunjungi berbagai restoran yang ada di Makkah. Menu yang disediakan di sana khas Timur Tengah yang dikenal berempah.
Kepala Seksi Katering Daerah Kerja Makkah mengimbau jamaah memperhatikan higienitas makanan jika hendak berwisata kuliner di Tanah Suci. Jamaah dapat berkomunikasi kepada petugas haji setempat untuk mengetahui tempat-tempat makanan yang diinginkan.
Katering berhenti memproduksi makanan pada Kamis 4 Dzulhijjah 1439 atau bertepatan dengan 16 Agustus 2018. “Selama katering tidak beroperasi jamaah dipersilakan membeli makan sendiri,” kata Evy.