Selasa 07 Aug 2018 13:00 WIB

Inilah Dua Tempat Mustajab di Tanah Suci

Dua tempat itu yakni saat wukuf di Padangh Arafah dan di Multazam.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Andi Nur Aminah
Berdoa di Multazam
Foto: Prasetyo Utomo/Antara
Berdoa di Multazam

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kesempatan menunaikan ibadah haji di Tanah Suci seyogianya dimanfaatkan sebaik-baiknya. Para jamaah haji dapat memanjatkan doa di sejumlah lokasi dan waktu yang paling disarankan di antara yang lain-lain.

Menurut Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Yunahar Ilyas, ada sejumlah tempat yang paling mustajab untuk di dalamnya seorang Muslim berdoa kala melaksanakan Rukun Islam kelima itu. Dua tempat itu adalah ketika para jamaah haji sedang berwukuf di Padang Arafah dan bersimpuh di hadapan multazam, yakni dinding Ka'bah yang terdapat di antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah.

“Tempat-tempat mustajab berdoa pertama, saat waktu wukuf di Arafah. Kedua, (saat di) Multazam, yakni antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah,” ungkap Yunahar Ilyas dalam pesan singkatnya, Selasa (7/8).

Begitulah istimewanya dua kesempatan itu. Memang, wukuf merupakan inti ibadah haji atau salah satu rukunnya sehingga tidak boleh dilewatkan. Tempatnya diadakan di Bukit Arafah. Sedangkan durasi pelaksanaannya mulai dari zhuhur 9 Dzulhijjah hingga subuh 10 Dzulhijjah.

Banyak ahli agama yang mengibaratkan wukuf sebagai gambaran mini Padang Mahsyar, yang di dalamnya setiap amal ibadah manusia diadili Allah SWT. Usai wukuf, para jamaah dapat melakukan tawaf ifadah, yakni mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Setelah selesai prosesi ini, para jamaah biasanya “berburu” menyentuh multazam untuk kemudian mengucapkan doa.

Yunahar mengingatkan, para jamaah hendaknya mencapai situasi khusyuk dalam berdoa. Caranya antara lain dengan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kemudian, mintalah yang terbaik untuk keselamatan di dunia dan akhirat. Selain itu, upayakanlah untuk selalu berprasangka baik kepada Sang Pencipta.

Para jamaah haji pada dasarnya merupakan tamu Allah yang beruntung lantaran diizinkan-Nya memenuhi Rukun Islam kelima. Karenanya, ulama kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat, itu mengimbau mereka agar menyertakan juga di dalam doa-doa kebaikan bagi seluruh kaum Muslimin, tidak hanya diri dan keluarga.

“Berdoa untuk kebaikan di dunia dan akhirat secara seimbang. Jangan hanya doa untuk kepentingan dunia saja. Meminta hanya kepada Allah SWT. Jauhi perbuatan-perbuatan syirik. Yakinlah doa akan dikabulkan Allah. Dan, minta yang terbaik menurut Allah SWT,” jelasnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement