IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Sejumlah pesawat pengantar jamaah haji Indonesia gelombang kedua yang tiba di Bandara King Abdulaziz Jeddah mengalami keterlambatan kedatangan. Hal ini sempat menimbulkan gangguan pada distribusi katering pada sisi perusahaan.
Salah satu keterlambatan terjadi pada Kamis (9/8) siang pada penerbangan Saudi Arabia Airlines yang membawa jamaah dari Indonesia. Keterlambatan tersebut tak diantisipasi perusahaan katering sehingga makanan sudah mereka siapkan terlebih dahulu sementara jamaah belum tiba.
Terkait hal itu, pihak Daker Bandara Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi meminta pihak katering menyiapkan masakan baru untuk jamaah yang nantinya tiba. Setelah dinegosiasikan, akhirnya perusahaan bersedia.
"Memang membuat beberapa persoalan, tapi sejauh ini bisa kami antisipasi," kata Kasi Katering Daker Bandara, Sukaidi saat ditemui di Bandara Jeddah, Kamis (7/8) malam. Ia mengatakan, pihak perusahaan juga sudah memaklumi hal tersebut.
Selain persoalan keterlambatan pesawat itu, gelombang kedua kedatangan jamaah haji Indonesia melalui Bandara Jeddah belum menemui kendala berarti. Sebanyak 7.000 hingga 9.000 boks makanan disiapkan untuk para jamaah bergantung jumlah kedatangan per hari.
Untuk mengantisipasi kurangnya paket untuk masing-masing rombongan bus jamaah, menurut Sukaidi jumlah katering dilebihkan dua hingga tiga boks per bus. "Jadi alhamdulillah sejauh ini belum ada laporan jamaah tak mendapatkan paket makanan saat hendak berangkat ke Makkah," kata Sukaidi.
Di Bandara Jeddah, jamaah diberikan paket katering dalam bus sebelum keberangkatan ke Makkah. Paket makanan tersebut berisi sepotong ayam goreng dengan berat minimal 200 gram, nasi, puding, buah, dan air mineral.
Dua perusahaan dikontrak untuk menyediakan katering tersebut. Makanan untuk jamaah biasanya disiapkan satu hingga dua jam sebelum kedatangan. Masing-masing kedatangan per kloter beragam jumlahnya dari sekitar 360 hingga 450 orang.