Sabtu 11 Aug 2018 13:45 WIB

Jamaah Haji dengan Penyakit Jantung Harus Lebih Hati-Hati

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi pada jamaah haji.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Petugas KKHI Makkah sedang merawat pasien
Foto: Republika/Nashih Nashrullah
Petugas KKHI Makkah sedang merawat pasien

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Penyakit jantung merupakan penyebab terbanyak kematian jamaah haji Indonesia. Sampai hari ke 25 pelaksanaan kesehatan haji, dari 49 kematian, 61,22 perssn diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung.

Tidak hanya saat ini, kasus kematian akibat penyakit jantung selalu tinggi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada 2017, dari total jamaah meninggal, 47 persen diantaranya disebabkan karena penyakit jantung. Sementara pada 2016 sebanyak 52 persen jamaah meninggal karena penyakit jantung.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka menegaskan dalam 10 tahun terakhir penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi pada jamaah haji.

"Sejak satu dekade terakhir ini, penyebab kematian terbanyak pada jamaah haji adalah penyakit  jantung," kata Eka dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (11/8).

Menurut Eka, perlu pendekatan tersendiri pada jamaah dengan penyakit jantung. Pendekatan yang lebih ketat dan komprehensif dengan melibatkan para ketua regu agar mengingatkan dan memastikan jamaah haji tidak melaksanakan kegiatan yang cukup berat, disiplin istirahat dan minum obat setiap hari.

Melihat tingginya kasus ini, setiap tahun Kemenkes selalu mengirimkan dokter spesialis jantung ke Tanah Suci. Tahun ini ada lima spesialis jantung yang ada di Makkah dan siap dikontak 24 jam.

Zakky Kurniawan salah satu spesialis penyakit jantung di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mengatakan pentingnya penyaringan awal saat mulai di Tanah Air. Bila calon jamaah dengan risiko tinggi, harus sudah disiapkan jauh-jauh hari termasuk pendampingnya.

"Pendampingnya harus bersedia tidak menjalankan ibadah-ibadah sunnah karena harus mendampingi jamaah yang sakit, karena mereka harus benar-benar dipantau minum obatnya, makannya, dan istirahatnya," kata Zakky.

photo

Jamaah dengan risiko tinggi penyakit jantung bisa semakin buruk keadaanya karena banyak faktor. Dicontohkan Zakky, soal iklim misalnya. Jamaah yang sudah tua akan lebih sulit beradaptasi dengan iklim di Arab Saudi. Berbeda dengan jamaah yang masih muda lebih cepat menyesuaikan diri.

Contoh lain adalah soal turunnya daya tahan tubuh karena malas makan. Jamaah lanjut usia biasanya malas makan bila menunya tidak cocok. Kalau malas makan, imunitasnya akan turun dan jamaah akan mudah sakit.

Zakky menyatakan, fasilitas kesehatan di KKHI Makkah cukup lengkap. Namun bila ada kasus lebih lanjut, jamaah langsung dirujuk k RS Arab Saudi.

"Penanganan penyakit jantung harus berpacu dengan waktu. Tim medis di kloter bisa hubungi kami 24 jam. Bila perlu segera dirujuk, maka segera dilakukan," kata Zakky.

Jamaah dengan penyakit jantung yang ada di Tanah Suci diingatkan memperhatikan kondisinya. Kapuskes Haji Eka Jusuf Singka mengingatkan enam hal yang harus dipenuhi jamaah risti penyakit jantung, yakni selalu minum obat tiap hari, bawa obat ke mana pun pergi, jangan kelelahan, periksa ke dokter secara reguler, istirahat yang cukup, dan hentikan kegiatan jika sesak nafas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement