Selasa 14 Aug 2018 18:19 WIB

Makna Menjalankan Puasa Arafah

Puasa ini dilaksanakan pada hari Arafah dan bertepatan saat wukuf di Arafah.

Rep: Novita Intan/ Red: Andi Nur Aminah
Jamaah haji menaiki atap  mobil yang akan membawanya ke Muzdalifah usai berwukuf di Padang Arafah (ilustrasi)
Foto: Mast Irham/EPA
Jamaah haji menaiki atap mobil yang akan membawanya ke Muzdalifah usai berwukuf di Padang Arafah (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Arafah merupakan puasa sunah yang dilakukan pada 9 Dzulhijah. Puasa ini dilaksanakan pada hari Arafah dan bertepatan dengan berlangsungnya wukuf di Arafah oleh jamaah haji.

Menurut Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Juraidi puasa sunah Arafah bukan merupakan puasa wukuf. Sebaiknya umat Islam fokus pada 9 Dzulhijjah. "Sebelum ada wukuf, sudah ada puasa sunah Arafah. Andai wukuf tidak bisa dilaksanakan oleh jamaah haji karena keadaan tertentu, maka puasa sunah Arafah tetap berlaku," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (14/8).

Dalam hadist riwayat Muslim no 1.162 disebutkan Rasulullah SAW bersabda: "Bahwa puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang." Puasa Arafah juga disunahkan bagi umat Rasulullah yang tidak berwukuf.

Baca: Tenda Arafah Siap Ditempati

Berikut ini dalil keutamaannya dan dapat menjadi salah satu upaya kita untuk meraih syafaat Rasulullah karena Puasa Arafah adalah puasa kesukaan Rasulullah. "Tiada dari hari dalam setahun aku berpuasa lebih aku sukai daripada hari Arafah" (HR Baihaqi).

"Saya berharap kepada Allah agar dihapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya." (HR Muslim).

"Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah" (HR At Tirmidzi). Insya Allah dengan taubat sungguh-sungguh dan Puasa Arafah, Allah bebaskan dari api neraka." 

"Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah" (HR Muslim). "Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama 70 tahun" (HR Bukhari Muslim).

Juraidi mengatakan betapa hebat dan universalnya hadits Rasul yang menyebutkan shaum yaum 'arafah bukan yaumu wukuf. Karena puasa hari wukuf hanya bagi mereka yang satu waktu mathla' (tempat terbit) dengan Makkah, Arab Saudi saja yang bisa melaksanakannya. "Tapi karena haditsnya Yaumu Arafah, yaitu 9 Dzulhijjah, maka di belahan dunia mana pun umat Islam berada bisa melakukannya sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah negaranya (wilayatul-hukmi) sesuai mathla'-nya," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement