Kamis 23 Aug 2018 18:40 WIB

Pemerintah Harus Protes ke Saudi Soal Tenda Mina

Sejumlah jamaah laki-laki nampak tidur di jalan yang memisahkan tenda-tenda di makta

Rep: fauziah mursid/ Red: Muhammad Subarkah
Jamaah haji Indonesia tidur berdesakan di tenda di Mina, Arab Saudi, 3 September 2017.
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Jamaah haji Indonesia tidur berdesakan di tenda di Mina, Arab Saudi, 3 September 2017.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Komisi VIII DPR Iskan Qolba Lubis meminta Pemerintah Indonesia mendesak otoritas Arab Saudi menyelesaikan persoalan haji di Mina. Itu menyusul keluhan jamaah haji dengan kapasitas tenda yang tidak cukup di Mina.

"Kementerian Agama harus protes dan koordinasi dengan Kementerian Haji Saudi untuk mencari solusi mengatasinya," ujar Iskan saat dihubungi wartawan, Kamis (23/8).
 
Menurut Iskan, solusi paling baik untuk menyelesaikan kapasitas tenda di Mina agar membuat tenda bertingkat. Sebab kapasitas tenda di  Mina memang paling dibutuhkan untuk diperbanyak jika dibandingkan di Arafah.
 
"Jemaah kan bermalam di Mina pasti slot yang dibutuhkan lebih luas dari yang di Arafah, kenapa tidak terlalu banyak masalah di Arafah karena jemaah terbagi antara tarwiyah yang sebagian pergi ke Mina, lebih dulu dan sebagian besar ke Arafah dan jemaah hanya wukuf/duduk di Arafah dan membutuhkan slot lebih sedikit," ujar Iskan.
 
Namun justru slot tenda di Mina, kata Iskan, secara umum lebih kecil per maktab daripada yang ada di Arafah. Tentu hal ini yang memicu terjadinya masalah.
 
Politikus PKS itu menambahkan, belum lagi masalah pendataan jamaah haji antara jemaah Furoda dan jemaah di luar ONH Pemerintah juga ditengarai ikut membaur dengan jemaah haji resmi dari Pemerintah.
 
"Ada indikasi jemaah furoda dan jemaah non ONH masuk dan bergabung, cuma kita belum dapat datanya karena penempatan jemaah di kemah adalah wewenang maktab Saudi," katanya.
 
Diketahui, sejumlah jamaah mengeluhkan kondisi tenda haji Indonesia di Mina. Dari persoalan ruangan yang tak cukup guna menampung serombongan hingga persoalan bercampurnya jamaah laki-laki dan perempuan jadi sorotan.

“Tolong disampaikan, kasihan ini jamaah-jamaah tidur di jalan-jalan,” kata Maemun (50 tahun) seorang jamaah Kloter 14 Medan yang tinggal di salah satu tenda di Maktab 49, Mina, Selasa (21/8) malam.

Di luar tendanya, memang nampak sejumlah jamaah laki-laki nampak tidur di jalan yang memisahkan tenda-tenda di maktab tersebut. Mereka menuturkan, tak dapat tempat di dalam yang sudah terlalu penuh.

Ratusan jamaah Indonesia juga nampak tidur tercecer di Masjid Bar, tak jauh dari maktab-maktab 20-30-an. Salah satunya, Bima (24 tahun) asal Pekayon, Bekasi. Ia mengatakan terpaksa tidur di wilayah masjid karena tenda-tenda tak muat menampung mereka.

Sementara masjid itu sendiri sedianya sudah penuh dengan jamaah dari negara-negara lain seperti Turki dan Pakistan. “Nyari tempat yang luas di masjid ternyata juga penuh,” kata dia.

Di tenda-tenda lain di Maktab 70 dan Maktab 69 juga nampak satu tenda ditempati jamaah laki-laki dan perempuan sekaligus. Hal ini memaksa para perempuan mengantri panjang di toilet-toilet untuk berganti baju.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement