Selasa 18 Sep 2018 17:21 WIB

Makkah akan Bangun Lebih Banyak Mal Layani Jamaah

Jumlah jamaah diperkirakan meningkat lebih dari 200 persen pada 2030.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ani Nursalikah
 Kota Suci Makkah, Arab Saudi.
Foto: REUTERS/Muhammad Hamed/ca
Kota Suci Makkah, Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Kota suci Makkah akan meningkatkan jumlah mal ritel dan outlet secara tajam. Hal itu dilakukan untuk memenuhi proyeksi tahunan haji karena jumlah jamaah diperkirakan akan meningkat lebih dari 200 persen pada 2030.

Pemenuhan pusat perbelanjaan kemungkinan akan meningkat dari sekitar 280 ribu hingga 338 ribu meter persegi pada 2020. Kemudian akan meningkat menjadi 804 ribu meter persegi pada 2025.

Menurut penelitian baru yang diterbitkan perusahaan penasehat real estate Colliers International, kenaikan hampir 200 persen ini karena Makkah memanfaatkan lonjakan pengunjung internasional selama dekade berikutnya. Managing Director Colliers International KSA, Imad Damrah mengatakan, Makkah akan melalui tahap pengembangan strategis untuk meningkatkan konektivitas, meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan pengalaman jamaah umrah dan haji selama mereka tinggal.

Ada pula beberapa proyek infrastruktur dan transportasi strategis, termasuk ekspansi Masjid al-Haram, kereta api cepat Haramain, dan bandara internasional King Abdulaziz. Namun, sektor ritel kota suci Makkah saat ini belum dimanfaatkan dan menawarkan potensi besar bagi investor.

Makkah saat ini menyediakan pusat perbelanjaan sebesar 140 meter persegi per 1.000 orang. Jumlah ini jauh lebih rendah dari kota-kota utama lainnya. Padahal kota suci Makkah menerima sekitar 8,5 juta jamaah internasional pada 2017. Jumlah tersebut terdiri dari 6,8 juta jamaah umrah dan 1,7 juta jamaah haji.

Makkah memiliki kepadatan pusat perbelanjaan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan Madinah. Padahal, Makkah memiliki basis populasi yang lebih besar, jumlah kunjungan jamaah internasional lebih tinggi, dan pembagian demografi serta tingkat pendapatan yang serupa.

"Pasar Makkah masih baru dan tertinggal, menunjukkan ada potensi yang belum dimanfaatkan untuk pengembangan pusat perbelanjaan atau kondisi pasar yang menantang untuk mendukung pertumbuhan pasokan," katanya kepada Imad Damrah dikutip dari Arab News, Selasa (18/9).

“Padagang di mal sebagian besar menjual produk fashion (51 persen), kesehatan dan kecantikan (delapan persen), dan hiburan (12 persen). Keterbukaan merek baru yang terbatas, dikombinasikan dengan kualitas penuaan dari hiburan yang ada dan pengalaman penawaran di mal. Ini adalah salah satu daya tarik yang memotivasi penduduk Makkah untuk berbelanja dan bersantap di Jeddah,” ujar dia.

Sekitar 77 persen dari persediaan ritel Makkah terfragmentasi yang terdiri dari toko-toko tradisional dan toko-toko online. Sementara ruang pamer dan ritel yang terorganisasi atau pusat perbelanjaan ini menyumbang 23 persen sisanya.

Di samping itu, ada tantangan yang dihadapi investasi di Makkah, terutama kekurangan lahan yang cocok, harga tanah tinggi, biaya infrastruktur tinggi mengingat topografi pegunungan kota Makkah. Ditambah lagi dengan preferensi yang ada dari penduduk untuk berbelanja di Jeddah serta penyelesaian proyek infrastruktur besar.

Kemudian ada pula peningkatan yang diproyeksikan dalam populasi Makkah sebesar 25 persen selama 15 tahun ke depan. Pengembang dan pengecer menyoroti beberapa perkembangan ritel utama termasuk fase yang tersisa dari Jabal Omar. Diantaranya, pusat perbelanjaan di King Abdul Aziz Road Development, Muzdifah Mall oleh Al-Hokair Group, dan Abraj Kudai, sebuah hotel yang sedang dibangun di Makkah.

Laporan Colliers menyoroti, sepertiga pengunjung yang melakukan ziarah tahunan adalah pengunjung domestik dan GCC dengan daya beli tinggi. Akan tetapi, ia memperingatkan, perkembangan belanja masa depan diperlukan untuk menawarkan keragaman lebih. Hal ini dapat digunakan bersaing dengan kota-kota lain di Uni Emirat Arab seperti Jeddah, King Abdullah Economic City, dan Madinah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement