Ahad 27 Jan 2019 18:00 WIB

Sapuhi Dukung Rencana BPKH Akuisisi Money Changer

BPKH juga harus transparana agar dapat dipantau terutama oleh pihak independen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agus Yulianto
Direktur Utama Patuna Travel, Syam Resfiadi
Foto: Republika TV/Fian Firatmaja
Direktur Utama Patuna Travel, Syam Resfiadi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mendukung jika Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) akan melakukan akuisisi perusahaan penukaran uang atau money changer di Arab Saudi. Sebab, dengan begitu BPKH juga dapat mencari keuntungan dari selisih kurs atau hasil jual belinya.

“Ya...wajar-wajar saja (BPKH ingin mengakuisisi perushaan penukaraan uang di Arab Saudi. Tapi itu harus mengikuti permainan Arab Saudi,” kata Syam kepada Republika.co.id, Ahad (27/1).

Hanya saja, Syam meminta, nantinya BPKH juga harus transparana agar dapat dipantau. Terutama, pihak independen seperti media massa, lembaga sosial masyarakat (LSM) bahkan hingga pemerintah yang selama ini uangnya ditipkan ke BPKH juga bisa mengetahuinya.

“Harus begitu jangan mentang-mentang dikasih amanat, tapi tidak membuka diri untuk memberikan informasi atau akses untuk dikomtrol masyarakat,” ujar Syam.

Dia menilai, setelah nantinya BPKH mengakuisisi perusahaan penukaran uang di Arab Saudi maka keterbukaan juga dibutuhkan. Terlebih nantinya jika investasi tersebut menguntungkan atau merugi juga perlu dibuka.

Meskipun begitu, Syam menilai, pilihan BPKH berinvestasi langsung di Arab Saudi tersebut, tepat. Nantinya jika menguntungkan, maka dapat memberikan bagi hasil kepada jamaah sebagai investor uang haji.

BPKH mengalokasikan dana sebesar Rp 18,15 triliun untuk investasi langsung di Arab Saudi pada 2019. Angka tersebut mencapai sekitar 15 persen dari target total dana kelolaan haji 2019 sebesar Rp 121 triliun.

Anggito mengatakan, untuk mengakuisisi perusahaan penukaran uang di Arab Saudi akan dilakukan dengan pembentukan perusahaan patungan. “Jadi money changer di Arab Saudi dibutuhkan, jamaah Indonesia butuh banyak untuk sehari-hari konsumsi atau beli olhe-oleh harus cari mata uang real,” ujar Anggito, Kamis (24/1)

Selain itu, BPKH juga akan melaksanakan investasi di beberapa obyek investasi langsung di Indonesia yaitu oenerbangan. Smenetara untuk di Arab Saudi yaitu hotel dan dapur atau katering.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement