Jumat 01 Feb 2019 09:47 WIB

Kemenag akan Bangun 16 Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu

PLHUT juga berpotensi menyumbang pendapatan negara melalui PNBP.

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Muhajirin Yanis.
Foto: Republika/Muhyiddin
Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Muhajirin Yanis.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) 2019 akan membangun Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT). Adapun total ada 16 PLHUT yang akan dibangun di 16 kabupaten/kota

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhajirin Yanis mengatakan, pembangunan PLHUT bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Pada tahun ini,  total teralokasikan dari sebesar Rp36miliar untuk pembangunan 16 PLHUT. 

Ke-16 kabupaten/kota penerima dana SBSN pembangunan PLHUT tahun 2019 adalah Kota Padang, Bandar Lampung, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Brebes, Kota Semarang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Tegal, Kabupaten Jember, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten malang, Kota Pontianak, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Wajo, dan Kabupaten Tuban.

“Pembangunan PLHUT merupakan program inovasi layanan haji. Kemenag Kabupaten/Kota ujung tombak pelayanan jamaah haji dan umrah maka harus mendapat perhatian lebih besar untuk meningkatkan layanan kepada jamaah,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (1/2).

Menurut Yanis, pembangunan 16 PLHUT di Kemenag Kabupaten/Kota tahun ini merupakan pilot project atau proyek pertama Kemenag. Sebelumnya, alokasi dana SBSN digunakan untuk merevitalisasi asrama haji.

“Sebagai pilot project, pembangunan PLHUT tahun ini harus selesai dalam satu tahun anggaran dengan kualitas yang baik. Jangan sampai tidak selesai atau kualitasnya tidak baik,” kata Yanis.

Dia mengingatkan, agar percepatan pembangunan dan kontrol kualitas PLHUT benar-benar dilakukan. Keberhasilan proyek PLHUT tahun ini akan berdampak pada keberlangsungan proyek berikutnya untuk daerah lain.

“Prototipe sudah kami siapkan. RAB juga telah dihitung seluruhnya, tinggal tiap daerah menyesuaikan perhitungannya dalam kontrak. Semua kami lakukan supaya tidak ada keterlambatan,” ucapnya.

Bentuk bangunan PLHUT harus mengikuti prototype yang telah ada. Hal itu menurut Yanis, supaya bangunan PLHUT di semua daerah memiliki bentuk dan ciri yang sama.

“Ciri khas bangunan (image) ini penting supaya masyarakat lebih mudah mengenali gedung PLHUT,” pungkasnya.

PLHUT ini dirancang terdiri dari dua lantai seluas 400 meter persegi. Lantai satu digunakan untuk ruang pelayanan jemaah dan lantai dua untuk ruang serbaguna yang dapat digunakan sebagai ruang bimbingan manasik. Ke depan, PLHUT juga berpotensi menyumbang pendapatan negara melalui PNBP. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement