Senin 25 Feb 2019 21:36 WIB

Cetak Sejarah, Saudi Masukkan Bahasa Cina ke Kurikulum Wajib

Masuknya bahasa Mandarin dalam kurikulum juga akan meningkatkan keragaman budaya.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Nashih Nashrullah
Dinding-dinding di tempat ini dihiasi dengan gambar langkah-langkah berwudhu yang benar. Selain bahasa Indonesia, penjelasan cara berwudhu juga dilengkapi dengan aksara Cina.
Foto: Republika/Rahmawaty La'lang
Dinding-dinding di tempat ini dihiasi dengan gambar langkah-langkah berwudhu yang benar. Selain bahasa Indonesia, penjelasan cara berwudhu juga dilengkapi dengan aksara Cina.

IHRAM.CO.ID, 

 

Baca Juga

Saudi akan Masukan Bahasa Cina dalam Kurikulum Wajib Pendidikan

 

DUBAI—  Arab Saudi telah memutuskan memasukkan bahasa Mandarin dalam kurikulum pada semua tahapan pendididkan di sekolah dan universitas di seluruh Saudi. 

Keputusan kebijakan tersebut diambil selama kunjungan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS) ke Cina.

Dilansir laman Alarabiya News kebijakan ini bertujuan guna memerkuat persahabatan dan kerja sama antara Saudi dan Republik Rakyat Cina (RRC). 

Menurut Saudi Press Agency (SPA) kebijakan menerapkan pelajaran bahasa mandarin di semua lini jenjang pendidikan Saudi, juga untuk memerdalam kemitraan strategis pada semua tingkatan.

Masuknya bahasa Mandarin dalam kurikulum juga akan meningkatkan keragaman budaya siswa di Kerajaan.

 "Kebijakan ini berkontribusi pada pencapaian tujuan nasionl masa depan di bidang pendidikan di bawah visi pendidikan 2030," SPA melaporkan.

Hal ini dinilai sebagai langkah penting menuju cakrawala akademik baru bagi siswa dari berbagai tingkatan pendidikan di Kerajaan. 

Belajar bahasa Mandarin Cina merupakan jembatan antara kedua orang beda budaya sehingga akan berkontribusi pada peningkatan hubungan perdagangan dan budaya, demikian SPA menuliskan.

Pada Kamis pekan lalu, Menteri Kebudayaan kerajaan Pangeran Badr bin Abdullah bin Farhan, mengumumkan sebuah penghargaan yakni "Penghargaan Pangeran Mohammed bin Salman untuk Kerjasama Budaya antara Kerajaan Arab Saudi dan RRC." 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement