IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi berencana memudahkan proses visa bagi wisatawan asing. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mendiversifikasi ekonominya serta membuka kerajaan tersebut bagi pariwisata non-religius.
Seperti dilansir dari Al-Arabiyaa, Jumat (8/3), rencana itu saat ini masih dalam tahap awal perumusan. Para pejabat setempat memperkirakan, wacana ini akan dirampungkan dalam beberapa bulan mendatang, sehingga pada akhir tahun ini siap diterapkan.
Wisatawan asing yang menjadi sasaran kebijakan ini terutama dari kawasan seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Cina. Pengunjung dari masing-masing negeri itu akan mendapat akses bebas visa atau visa pada saat kedatangan (on arrival) ke Arab Saudi.
Sejauh ini, Arab Saudi telah berfokus pada jamaah Muslim yang datang dari seluruh penjuru dunia ke Makkah dan Madinah. Maka dari itu, masuknya wisatawan dari negara-negara maju, termasuk yang non-Muslim, juga diperkirakan akan memperkuat ekonomi Saudi.
Inisiatif ini dipandang sebagai langkah penting menuju liberalisasi ekonomi. Hal itu juga selaras dengan Visi 2030 yang dibuat Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman (MBS).
Ini bertujuan untuk meningkatkan total belanja pariwisata di Arab Saudi, baik oleh warga lokal maupun wisatawan asing. Targetnya menjadi 46,6 miliar dolar AS pada tahun 2020 dari yang sebesar 27,9 miliar dolar AS pada 2015.
Pada Kamis (7/3) kemarin, kabinet negara setempat menyetujui visa turis elektronik untuk wisatawan luar negeri yang ingin menghadiri pagelaran olahraga dan konser di Arab Saudi.
Para pejabat setempat menyatakan, aplikasi visa dapat diselesaikan secara online sehingga hanya memerlukan waktu beberapa menit, tanpa perlu pergi ke kedutaan atau konsulat.
Setelah hampir empat dekade lamanya, Kerajaan Arab Saudi akhirnya membuka bioskop pada tahun lalu. Konser musik dan acara olahraga internasional juga direncanakan segera menyusul.
Sejumlah tempat wisata juga sedang dikembangkan, termasuk Amaala, yang ditetapkan untuk menjadi tujuan mewah di pantai barat laut Semenanjung Arab. Sebuah taman ria dengan area yang luas juga sedang dikembangkan. Kompleks itu dikenal sebagai Qiddiyah, jaraknya sekira satu jam perjalanan dari Riyadh. Tempat itu dDitargetkan dapat menarik sebanyak 1,5 juta pengunjung per tahun sejak pertama kali dibuka pada 2022 nanti.
Bulan lalu, MBS meluncurkan proyek pariwisata besar di kota gurun kuno Al-Ula. Menurut Komisi Kerajaan untuk Al-Ula, proyek-proyek itu diatur untuk meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) Arab Saudi 32 miliar dolar AS, serta lebih dari dua juta pengunjung dan 38 ribu pekerjaan pada tahun 2035.