Kamis 25 Jul 2019 16:18 WIB

Kasus Jamaah Haji Tersasar Masih Sering Dijumpai Petugas

Jamaah haji yang tersasar kemudian dibantu petugas haji Indonesia di lokasi

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Hasanul Rizqa
Petugas sedang membantu jamaah menuju tempat wudhu di Masjid Bir Ali, Madinah, Rabu (24/7). Setiap hari ratusan jamaah meminta bantuan pada petugas yang tersebar di seluruh Sektor Daerah Kerja (Daker) Madinah.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Petugas sedang membantu jamaah menuju tempat wudhu di Masjid Bir Ali, Madinah, Rabu (24/7). Setiap hari ratusan jamaah meminta bantuan pada petugas yang tersebar di seluruh Sektor Daerah Kerja (Daker) Madinah.

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Petugas haji Indonesia di Tanah Suci mengungkapkan, kasus jamaah tersasar menjadi yang paling sering terjadi. Tak sedikit jamaah yang seusai beribadah di Masjid al-Haram ataupun Masjid Nabawi yang meminta kepada petugas haji untuk memandunya. Ada yang mengaku tersasar, ada pula yang terpisah dari rombongan semula.

“Khusus di Madinah, (kasus) yang paling banyak adalah tersasar atau terpisah dari rombongannya," kata Kusnul Hadi selaku ketua Sektor Khusus Nabawi kepada Ihram.co.id di Madinah, Rabu (24/7) malam waktu Arab Saudi (WAS).

Baca Juga

Penyebabnya, lanjut Kusnul, jamaah cenderung belum memahami rute menuju hotel tempatnya menginap. “Mungkin karena masih awal, baru datang. Mereka udah mengalami kelelahan, jetlag, lalu buru-buru ke masjid sehingga tidak sempat mengenali lebih detail hotelnya,” papar dia.

Ia pun meminta seluruh petugas haji, petugas kloter, dan lainnya banyak melakukan sosialisasi keberadaan hotel kepada jamaah. “Paling tidak, berikan kepada mereka kartu nama hotel supaya mudah dikenali atau ditunjukkan kepada petugas haji Indonesia,” terangnya.

Hal lain yang juga banyak dialami dan dikeluhkan jamaah adalah kehilangan sandal atau sepatu. Jamaah datang ke masjid, kemudian mendirikan shalat, dan ketika ke luar masjid, dia tidak menemukan sandalnya.

“Jamaah kita itu unik, mereka mengerti masjid, sesuatu yang disucikan, makanya sandal tidak langsung dibawa, tapi ditinggal di depan masjid,” kenang Kusnul sambil tersenyum.

Namun, ada juga yang sudah menyadari dengan membawa sandal masuk ke dalam masjid dan meletakkannya di penempatan khusus sepatu atau sandal. Hanya saja, masih terdapat persoalan berikutnya.

“Begitu jamaah ke luar, dia bingung, tadi meletakkan sandalnya di tiang nomor berapa? Karena nggak mau mencari dan benar-benar lupa, akhirnya langsung aja ke luar masjid tanpa alas kaki,” ungkapnya.

Anggota Linjam yang bertugas di Sektor Khusus Masjid Nabawi, Endah Setyaningrum mengatakan, pengaduan lain yang disampaikan jamaah berkaitan dengan penyebab mereka tersasar adalah karena kendala bahasa dan baca tulis.

"Ada sejumlah jamaah yang mereka tidak bisa berbahasa Indonesia. Bisanya hanya bahasa daerah, akibatnya sulit berkomunikasi," kata Endah.

Ia menambahkan, ada pula jamaah yang tidak bisa baca tulis. Karena nggak bisa baca tulis, alamat yang diberikan pun tidak tau. Beliau hanya tau nama, umur, dan pergi haji. Lainnya, mengikuti saja," ujar polwan asal Jombang ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement