Sabtu 03 Aug 2019 00:56 WIB

Delegasi Amirul Hajj Pantau Layanan Perusahaan Katering

Pemantauan layanan katering untuk memastikan kesesuaian standar makanan.

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri Agama sekaligus Amirul Hajj Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, mengecek bahan baku masakan di dapur perusahaan katering Al Juman di kawasan Batha Quraish, Makkah, Jumat (2/8). Perusahaan katering Al Juman merupakan salah  satu dari 36 perusahaan yang dikontrak PPIH Arab Saudi untuk menyediakan makanan bagi jamaah haji Indonesia.
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Menteri Agama sekaligus Amirul Hajj Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, mengecek bahan baku masakan di dapur perusahaan katering Al Juman di kawasan Batha Quraish, Makkah, Jumat (2/8). Perusahaan katering Al Juman merupakan salah satu dari 36 perusahaan yang dikontrak PPIH Arab Saudi untuk menyediakan makanan bagi jamaah haji Indonesia.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH— Delegasi Amirul Hajj meninjau perusahaan katering penyedia konsumsi jamaah untuk memantau langsung proses memasak, pengemasan, hingga pendistribusian kepada jamaah di pondokan.

“Secara khusus siang ini kami delegasi Amirul Hajj mendatangi dua perusahaan katering dapur yang memasok makanan jamaah haji kita,” kata Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin setelah meninjau dua perusahaan katering di kawasan Kaakiyah, Makkah, Jumat (2/8).

Baca Juga

Lukman memimpin delegasi Amirul Hajj untuk meninjau dua perusahaan di kawasan Kaakiyah, Makkah, yakni Matbah Al Juman yang memasok konsumsi untuk jamaah di Zona Mahbas Jin (embarkasi Jawa Timur) dan Al Mutamayizun yang memasok makanan untuk jamaah di Zona Misfalah (embarkasi Jawa Barat).

Setelah meninjau dua perusahaan itu, Lukman mengaku bersyukur karena katering untuk jamaah diolah dengan sangat baik.

“Alhamdulillah kami melihat bagaimana mereka memasak kemudian memasukkan makanan itu ke dalam boks lalu kemudian dimasukkan dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang. Lalu di antar dengan mobil-mobil boks ke hotel-hotel jamaah haji kita,” katanya.

Dia langsung melihat seluruh proses pengerjaan konsumsi jamaah yang dilakukan dengan baik dan profesional.

“Saya merasa bersyukur bahwa pekerjaannya dilakukan dengan baik karena ini sudah tahun kedua bahkan ada yang tahun ketiga. Alhamdulillah ini adalah perusahaan katering yang tahun lalu kami nilai cukup baik sehingga kemudian tahun ini kami pilih kembali mudah-mudahan hasil evaluasi di akhir musim haji tahun ini hasilnya baik sehingga kemudian bisa kita gunakan untuk tahun yang akan datang,” katanya.

Pihaknya menyaratkan penggunaan bahan-bahan baku menu dari Indonesia sebanyak mungkin. Selain itu juga mewajibkan semua perusahaan katering itu memiliki master chef atau kepala juru masak yang berasal dari Indonesia.

“Supaya betul-betul rasanya bisa terjamin sesuai dengan mayoritas jamaah Indonesia. Jadi tidak hanya bahan-bahan baku yang terkait dengan bumbu-bumbu tapi juga tadi misalnya patin juga khusus didatangkan dari Indonesia, tapi juga juru masaknya juga penting dari Indonesia untuk menjaga kualitas dari masakan,” katanya.

Sebelumnya, Lukman sempat menanyakan langsung kepada jamaah perihal konsumsi yang diberikan selama mereka berada di Makkah.

Dan sebagian dari jamaah mengaku puas dengan rasa yang sesuai dengan selera dan dari sisi porsi memadai bahkan lebih. “Jadi ini tentu kita syukuri. Artinya jamaah kita tidak merasa kekurangan dari sisi porsi dan dari sisi selera juga sesuai cita rasa mereka,” katanya. 

“Supaya betul-betul rasanya bisa terjamin sesuai dengan mayoritas jamaah Indonesia. Jadi tidak hanya bahan-bahan baku yang terkait dengan bumbu-bumbu tapi juga tadi misalnya patin juga khusus didatangkan dari Indonesia, tapi juga juru masaknya juga penting dari Indonesia untuk menjaga kualitas dari masakan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Amirul Hajj, Busyro Muqoddas mengatakan, haji ini memunculkan prospek ekonomi luar biasa. Sehingga, pemerintah Indonesia harus memanfaatkannya dengan betul.

Misalnya, soal katering ini. Busyro menyayangkan masih adanya bahan-bahan makanan untuk jamaah Indonesia tetapi bahannya diimpor dari luar Indonesia. Seperti, beras dari Thailand, ikan patin juga dari negara lain, bahan kedelai untuk tempe juga didapat dari luar Indonesia.

Seharusnya, dengan posisi Indonesia sebagai negara dengan jamaah haji terbesar di dunia dimanfaatkan baik oleh pemerinah. “Oke, perusahaan katering anda kami pakai untuk jamaah kami. Asal syaratnya bahan bakunya diimpor dari Indonesia bukan negara lain,” kata Busyro.

Karena itu, Busyro mengatakan hal ini bisa menjadi evaluasi ke depannya. Di mana, diperlukan koordinasi yang lebih baik dan terintegrasi antara Kementerian Agama, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian. Tujuannya, agar hasil pertanian para petani di Indonesia bisa diekspor ke Arab Saudi untuk bahan makanan bagi jamaah haji Indonesia.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement