IHRAM.CO.ID,JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar rapat persiapan keberangkatan tim asistensi ke Saudi. Rapat digelar untuk memetakan semua persoalan yang pada saat pelaksanaan Armina dan pascaArmina.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, Eka Jusup Singka, mengungkap tim asistensi di bawah Kepala Badan Litbang Kemenkes dokter Siswanto dijadwalkan berangkat ke Saudi tanggal 6 Agustus. Hal tersebut bertepatan dengan selesainya diberangkatnya jamaah haji pada tanggal 5 Agustus.
"Maka tanggal 6 kita semua akan ke Saudi di bawah pimpinan Kepala Badan Litbang," katanya.
Eka menuturkan, rapat yang digelar hari ini di kawasan Taman Mini Indonesia Indah Jakarta Timur, adalah untuk mengolah data dan informasi yang dikirim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang Kesehatan di Saudi setelah 29 hari melayani jamaah di Saudi.
Eka berharap, dari data dan informasi yang diolah tim asistensi Kemenkes bisa menjadi suatu terobosan-terobosan baru untuk menyelesaikan persoalan jamaah menjelang Arminah dan pascaArmina. Sehingga tujuan pelayanan, pembinaan, dan perlindungan terhadap jamaah dapat memuaskan.
"Itu tujuannya kami mengelar rapat hari ini," katanya.
Akan tetapi, kata Eka, satu hal yang paling penting berdasarkan data dan informasi yang dioleh Kemenkes melalui Pusat Kesehatan Haji adalah bagaimana jamaah menerapkan perilaku positif dengan pola hidup sehat selama berada di Saudi.
"Dari beberapa kali diskusi yang paling utama adalah entry point persoalan kesehatan haji di Saudi adalah perilaku dari jamaah itu yang harus kita dorong terus menjadi perilaku positif," katanya.
Selain itu, perilaku positif jamaah juga perlu didukung oleh setiap Kolompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Karena kata Eka, KBIH ini merupakan inti dari suatu kelompok yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap jamaah haji.
"Jadi kalau melakukan perubahan ini harus dibantu oleh KBIH," katanya.
Karena kata dia, jika hanya lima petugas haji dengan komposisi satu ketua kloter, satu pembimbing ibadah dan tiga tenaga kesehatan, mendorong agar jamaah memiliki perilaku positif tidak akan berdampak signifikan.
"Maka dari itu KBIH-KBIH yang menjadi sub bagian di kloter itu harus benar-benar bisa mengubah perilaku jamaah haji ini bisa menjadi perilaku hidup bersih dan sehat," katanya.