Senin 05 Aug 2019 06:40 WIB

Empati Membuat Jamaah Cepat Sembuh

Petugas mesti selalu siap memberikan pelayanan pada jamaah yang sakit.

Menteri Agama sekaligus Amirul Hajj Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin (tengah berbaju putih) sedang menjenguk jamaah haji yang menjalani rawat inap di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Sabtu (3/8).
Foto: Muhammad Hafil / Republika
Menteri Agama sekaligus Amirul Hajj Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin (tengah berbaju putih) sedang menjenguk jamaah haji yang menjalani rawat inap di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Sabtu (3/8).

IHRAM.CO.ID, Laporan Muhammad Hafil dari Makkah, Arab Saudi

MAKKAH -- Menteri Agama sekaligus Amirul Hajj Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin, Sabtu (3/8), meninjau ruang perawatan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Dia menyapa pasien rawat inap yang seluruhnya adalah jamaah haji Indonesia.

Baca Juga

Satu persatu pasien yang terbaring di tempat tidur disapanya. Setidaknya ada tiga orang pasien yang disapa dan diajak berbicara soal kondisinya saat itu. Setelah merasa semuanya disapa, Lukman pun pamit ingin meninggalkan mereka dan menuju ke ruang pertemuan bersama para penanggung jawab KKHI untuk membahas soal berbagai hal soal kesehatan haji, terutama soal persiapan safari wukuf.

Namun, ada satu jamaah yang berteriak-teriak memanggil Lukman karena merasa dirinya belum disapa. Posisinya memang agak terpisah dengan pasien lainnya.

“Pak, Pak sini Pak, Pak Menteri,” kata pasien tersebut.

Lukman pun bergegas menghampiri pasien tersebut dan menyapanya. “Ibu, bagaimana kabarnya?” tanya Lukman. “Alhamdulillah, ini sudah mau pulang,” jawab ibu tersebut.

“Semoga cepat sembuh ya bu dan jadi haji mabrur,” kata Lukman.

Ibu itu diketahui bernama Hamamah, asal Kota Sabang yang tergabung dalam Kloter 1 BTJ. Usai bertemu menteri, Hamamah menceritakan dia senang bisa berjabat tangan dengan menteri. Dan, rasanya ibu itu bahagia setelah bisa berjabat tangan menteri.

“Nanti saya tunjukkan foto saya ke orang-orang di kampung, Umi  (Ibu) bisa salaman dengan pak pejabat. Umi bahagia,” kata Hamamah yang berusia 67 tahun tersebut.

Menurut Hamamah, dirinya sudah 10 hari menjalani perawatan di KKHI Makkah. Dia harus dirujuk oleh dokter kloter di pemondokan karena menderita penyakit saluran pernafasan. “Iya saya sudah batuk-batuk tidak sembuh-sembuh,” kata Hamamah.

Sementara, Lukman mengatakan, jika sekarang masih ada jamaah yang sakit, maka petugas mesti selalu siap sedia memberikan pelayanan. Tidak hanya dalam pemberian obat-obatan dan perawatan medis semata, tetapi juga dalam bentuk perhatian dan empati.

“Itu juga upaya yang harus digencarkan supaya proses pemulihan itu bisa lebih cepat,” kata Lukman.

Namun, Lukman percaya petugas kesehatan haji telah melakukan hal tersebut dengan sangat baik. Lukman memuji dedikasi dan komitmen petugas kesehatan haji. Mereka sejak tanah air sudah berniat maksimal untuk melayani jamaah haji.

“Masyarakat perlu tahu dedikasi komitmen petugas kesehatan kita itu luar biasa. Bahkan sebagian mereka sejak di Tanah Air sudah meniatkan diri untuk tidak berhaji dan mereka berusaha maksimal melayani jamaah haji kita,” kata Lukman.

Menurut Lukman, para petugas kesehatan komitmen ibadah mereka tidak hanya dalam bentuk pergi ke Masjid Al Haram untuk melakukan tawaf atau sa’i. Tetapi, ibadah mereka adalah membantu jamaah haji yang mengalami gangguan kesehatan.

“Saya selaku Amirul Hajj sangat mengapresiasi dengan komitmen dan dedikasi yang begitu tinggi dari para petugas kesehatan kita,” kata Lukman.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id yang beberapa kali mengunjungi KKHI Makkah, terlihat petugas kesehatan menangani pasiennya dengan ramah. Bahkan, tidak sedikit petugas kesehatan yang mau menyuapi makan jamaah.

Sebelumnya, Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Eka Jusup Singka mengatakan,  komunikasi yang baik kepada jamaah sangat penting. Karena dengan komunikasi baiklah jamaah akan merasa nyaman saat menerima pelayanan dari petugas.

"Yang saya lihat adalah dari seluruh pengalaman yang saya rasakan itu komunikasi paling penting. Kita harus sibuk dengan diri sendiri bahwa kita ini harus kuat ke dalam bersama-sama," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement