IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Jumlah jamaah haji asal Indonesia yang dirawat tim kesehatan haji mencapai 1.989 pasien. Mereka tersebar, baik di rumah sakit Arab Saudi maupun Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.
"Itu jamaah yang masuk dan kemudian setelah sehat kembali ke rombongannya. Sebagian dirujuk ke RSAS (rumah sakit Arab Saudi)," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusuf Singka, Rabu (14/8) waktu Arab Saudi.
Eka menambahkan, jamaah haji yang sampai saat ini masih dirawat tim kesehatan sebanyak 120 orang. Dia menambahkan, jamaah haji Indonesia yang kondisi kesehatannya kurang baik bila tetap dirawat di Arab Saudi akan ditanazulkan (dipulangkan) lebih awal ke Indonesia. Hal itu juga atas permintaan pasien bersangkutan.
"Sebanyak 36 orang di antaranya akan tanazulkan atau dipulangkan lebih awal karena kondisinya yang kurang baik kalau tetap ditinggalkan atau dirawat di sini (Arab Saudi)," ungkap Eka.
"Kita lihat kondisinya penyakitnya dan atas kemauan bersangkutan dan ketua kloter ingin dipulangkan lebih awal. Kan sudah berhaji dan bila kondisinya sakit berkelanjutan," katanya.
Menurut dia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Agama (Kemenag) memiliki tim tanazul yang diperuntukkan bagi pasien-pasien yang bisa dipulangkan lebih awal. Dan yang mengatur kepulangannya adalah Kementerian Agama terkait seat penerbangan.
Dia menjelaskan, bahwa setiap jamaah yang mengalami sakit pada prinsipnya bisa ditanazulkan. Namun, dengan kriteria bisa melakukan perjalanan dan tidak terlalu sesak.
"Kita punya spesialis kedokteran penerbangan bekerja sama dengan tim RS Arab Saudi dan bandara," terangnya.
Dia menyebutkan, yang ditanazulkan rata rata adalah jemaah haji yang memiliki penyakit paru paru, saluran nafas, jantung atau stroke.
Di dalam pesawat, lanjutnya, akan di kondisikan posisi pasien selama penerbangan. Apakah dalam posisi berbaring atau duduk. Dari 36 jamaah haji tersebut, 30 di antaranya bisa dalam posisi duduk. Sementara enam lainnya dalam posisi berbaring.
"Kita minta pada Kemenag, karena terkait dengan seat pesawat. Sudah dari tahun ke tahun ada tanazul. Sampai di tanah air ada tim kesehatan pelabuhan bersama dengan tim Kementerian Agama. Melihat kondisi jamaah haji, apakah bisa langsung pulang ke rumah atau ke RS," kata dia.
Lebih lanjut, Eka menjelaskan bahwa angka kematian jamaah haji dibanding tahun lalu lebih rendah. "Tapi operasional belum selesai oleh sebab itu kita tetap berusaha semaksimal mungkin menyuarakan jamaah haji bisa hidup bersih dan sehat. Jadi seluruh elemen kita minta melakukan promotif preventif dengan baik," ujarnya.
Eka menambahkan, selama fase Armuzna, jamaah haji yang meninggal dunia ada 21 orang. "Sebanyak 13 jamaah wafat di RS Arab Saudi, empat meninggal di tenda, dan 1 orang meninggal di jabal rahmah," ujarnya.
Selebihnya, lanjut dia, ada gang meninggal dunia saat di perjalanan menuju rumah sakit rujukan.
Sebelumnya, Sekretaris Daker Madinah yang juga Sekretaris Satgas Mina, Agus Miroji dalam keterangan resmi operasional satuan tugas Mina menyebutkan, ada 23 jamaah haji yang wafat.