Kamis 22 Aug 2019 05:17 WIB

Layanan Bagus, Tinggal Bimbingan Ibadah Ditingkatkan

Masih ada jamaah yang belum memahami ibadah haji dengan baik.

Jamaah haji asal Embarkasi Surabaya Kloter 41, tiba di Madinah setelah menempuh perjalanan sekitar enam jam dari Makkah, Rabu (21/8). Rombongan pertama yang tiba mencapai 450 jamaah (1 kloter). Rabu ini dijadwalkan ada 14 kloter yang tiba di Madinah untuk jamaah haji gelombang kedua.
Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri
Jamaah haji asal Embarkasi Surabaya Kloter 41, tiba di Madinah setelah menempuh perjalanan sekitar enam jam dari Makkah, Rabu (21/8). Rombongan pertama yang tiba mencapai 450 jamaah (1 kloter). Rabu ini dijadwalkan ada 14 kloter yang tiba di Madinah untuk jamaah haji gelombang kedua.

IHRAM.CO.ID, oleh Syahruddin El-Fikri dari Madinah, Arab Saudi

MADINAH -- Banyak pihak mengakui bahwa pelaksanaan ibadah haji Indonesia tahun 2019 ini sangat baik dan sukses. Baik dari sisi akomodasi (pemondokan), transportasi hingga katering (makanan untuk jamaah).

Baca Juga

Pengakuan itu berasal dari berbagai pihak seperti Turki, Malaysia, India, bahkan sejumlah jamaah haji dari negara lain yang senantiasa mengacungkan jempol untuk pelayanan kepada jamaah haji Indonesia. Tidak hanya dari luar negeri, dari dalam negeri, mulai dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), hingga Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama yang merupakan pengawas internal haji di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag).

Sekretaris Itjen Kemenag, Muhammad Thambrin, mengatakan, secara umum pihaknya melihat bahwa pelaksanaan ibadah haji Indonesia, termasuk layanan dari para petugasnya, sangat baik dan bagus. "Yang perlu ditingkatkan lagi adalah bagaimana pelayanan bimbingan ibadah kepada jamaah haji dapat lebih ditingkatkan lagi," kata Thambrin dalam keterangan pers-nya kepada tim Media Center Haji (MCH) di Daker Madinah, Rabu (21/8) malam waktu Arab Saudi.

 

Ia menyoroti soal pemahaman ibadah jamaah haji akan hal-hal teknis ibadah, bagaimana jamaah memakai pakaian ihram, memahami rukun, syarat, dan wajib haji, hingga tata cara beibadah haji. "Ini sangat penting agar ibadah jamaah semakin baik lagi," kata dia.

Thambrin mengungkapkan, pihak Kemenag sebenarnya sudah sangat optimal dalam memberikan bimbingan ibadah kepada jamaah haji. Hal ini terlihat dari pelayanan bimbingan manasik yang diberikan. "Ada 10 kali pelatihan dan bimbingan manasik melalui Kantor Urusan Agama (KUA) di tingkat kecamatan, dan dua kali di kantor Kemenag Kabupaten/Kota," kata dia.

Dari 12 kali pertemuan itu, lanjut Thambrin, semestinya jamaah mampu memahami bimbingan ibadah dengan baik terkait tata cara dan mengenai syarat, wajib, dan rukun haji. "Saya melihat, masih ada jamaah kita yang belum memahami ibadah haji dengan baik, sehingga masalah bimbingan ibadah menjadi kurang diperhatikan," terangnya.

Padahal, lanjut Thambrin, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta pelaksanaan ibadah haji tahun depan agar persoalan manasik dan bimbingan ibadah ini sebagai fokus perbaikan pelayanan kepada jamaah haji. "Sangat disayangkan bila apa yang sudah disampaikan Menag, namun masyarakat kita khususnya jamaah haji belum maksimal dalam memanfaatkan layanan manasik yang sudah diberikan," ujarnya.

Karena itu, kata dia, hal ini juga harus menjadi perhatian Kementerian Agama pada penyelenggaraan haji tahun berikutnya agar menjadi lebih baik lagi. "Tentu ini menjadi dambaan dan harapan kita semua bahwa penyelenggaraan haji, tidak hanya sukses dari sisi akomodasi, transportasi, dan katering, tetapi juga dari sisi pembimbingan ibadah menjadi lebih baik," terangnya.

Jika hal ini bisa terwujud, kata Thambrin, maka bolehlah lebih berbangga diri karena kualitas ibadah juga makin baik. "Jadi bukan hanya sukses dari sisi kuantitas dalam jumlah jamaah yang besar, tetapi juga kualitas dari layanan ibadah dan pemahaman jamaah haji Indonesia yang meningkat," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement