REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Setiap pertemuan saat Ramadhan dapat menyebabkan penyebaran virus corona atau Covid-19. Hal ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Mohammed Al-Abd Al-Aly saat mengingatkan orang-orang tentang pentingnya menjaga jarak sosial.
Ramadhan berhubungan erat dengan kegiatan reuni keluarga, buka puasa bersama dan sholat berjamaah di masjid. Tetapi karena Covid-19, orang-orang didesak mempraktikkan jarak sosial.
"Seperti yang semua tahu, setiap sosialisasi atas nama agama atau keluarga dapat menciptakan peluang bagi penyebaran virus ini," kata Al-Abd Al-Aly, dilansir di Arab News, Sabtu (25/4).
Juru Bicara Kementerian Kesehatan ini mendorong orang dengan penyakit kronis untuk konsultasi dengan dokter. Untuk menanyakan tentang puasa dan jadwal memakan obat saat jam puasa.
Total 1.172 kasus Covid-19 baru dicatat di Kerajaan Arab Saudi pada Jumat (24/5). Sebanyak 25 persen warga Arab Saudi dan 75 persen ekspatriat, menjadikan jumlah total kasus Covid-19 menjadi 15.102. Sekarang ada 12.926 kasus aktif, 93 di antaranya sangat kritis.
Al-Abd Al-Aly mengumumkan 124 kasus baru yang dipulihkan, sehingga jumlah total pemulihan menjadi 2.049. Enam kematian baru dilaporkan sehingga jumlah kematian menjadi 127. Kematian terakhir adalah dua orang Arab Saudi dan empat ekspatriat dari Jeddah dan Mekkah. Mereka berusia antara 35-65 tahun dan memiliki penyakit kronis.
Sementara itu, orang-orang Arab Saudi yang datang dari Wina tiba di Bandara Internasional Pangeran Naif bin Abdul Aziz di Qassi, Jumat (24/4). Kedatangan mereka diterima oleh para pejabat. Orang-orang Arab Saudi dipulangkan dari Austria, Slovakia, Slovenia, Republik Ceko dan Hongaria. Semua penumpang dari luar negeri harus mematuhi karantina 14 hari, sesuai dengan tindakan pencegahan yang diadopsi oleh pihak berwenang untuk memerangi pandemi Covid-19.