REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi akan menggelar haji tahun ini secara terbatas pada pemukim di Saudi. Menanggapi hal tersebut, Muhammadiyah menyebut, Saudi telah melakukan hal yang tepat.
"Sebagai tuan rumah atau tempat penyelenggaraan ibadah haji, keputusan Pemerintah Arab Saudi sudah tepat," ujar Sekretaris Umum Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, ketika dikonfirmasi, Selasa (23/6).
Dia menambahkan, selaku pemegang otoritas pelaksanaan haji, Saudi juga tidak melanggar aturan internasional apa pun. Bahkan, pelaksanaan haji dengan jamaah terbatas itu ia sebut telah sesuai dengan semangat mereka sebagai khadim al-haramain atau pelayan dua masjid suci.
Meski demikian, Pemerintah Saudi, menurut dia, berkewajiban untuk memberi pelayanan terbaik. Selain itu, mereka harus menjamin keselamatan jamaah haji selama mereka berada di Masyair dan tempat lainnya, termasuk Madinah.
Menyinggung masyarakat Indonesia, Abdul Mu'ti menegaskan, sebaiknya keputusan itu dimaklumi sehingga keinginan untuk ikut menjalankan ibadah haji pada tahun ini perlu diabaikan karena lonjakan kasus yang belum reda. "Apalagi melalui prosedur yang tidak resmi," ungkap dia.
Dia mengatakan, jamaah haji Indonesia yang tidak berangkat pada tahun ini hendaknya juga bertawakal dan berdoa pada Allah SWT. Tujuannya agar senantiasa sehat dan dengan izin Allah bisa menunaikan ibadah haji susulan pada 1442 H.