Kamis 25 Jun 2020 04:45 WIB

Curahan Hati Jamaah: Semoga Tahun Depan Bisa Berangkat Haji

Indonesia pada tahun ini tak mengirimkan jamaah haji.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Muhammad Hafil
Curahan Hati Jamaah: Semoga Tahun Depan Bisa Berangkat Haji. Foto: Jamaah haji sedang melaksanakan shalat wajib di Masjidil Haram pada musim haji 1440 H / 2019 M (Ilustrasi).
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Curahan Hati Jamaah: Semoga Tahun Depan Bisa Berangkat Haji. Foto: Jamaah haji sedang melaksanakan shalat wajib di Masjidil Haram pada musim haji 1440 H / 2019 M (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Fatma Mulya (54 tahun) ingat betul ketika ia pertama kali menyetorkan dana Rp 25 juta rupiah untuk biaya keberangkatan haji, pada Juni delapan tahun silam. Rasa senang ketika mendapat antrian keberangkatan juga tak bisa menutupi perasaannya saat itu.

Namun sayang, uang tabungannya selama bertahun-tahun untuk rencana keberangkatan hajinya di tahun ini harus pupus karena pandemi Covid-19 dan kebijakan Saudi yang membatasi jamaah. Fatma mengaku menerima kebijakan tersebut, terlebih karena tujuannya untuk faktor keamanan dan kesiapan bersama.

Baca Juga

‘’Itu memang ada bagusnya, apalagi persiapan yang belum total jika dipaksakan,’’ ujar dia, Rabu (24/6).

Haji tahun ini seharusnya akan menjadi yang pertama bagi Fatma. Terlebih, ini juga akan menjadi perjalanan spiritualnya seorang diri ke tanah suci. Kendati ia tak bermasalah dengan keberangkatan yang gagal tahun ini, keluarganya ia klaim tetap mensyukuri batalnya perjalanan, mengingat kekhawatiran akan pandemi jika tetap dipaksakan.

Tetapi, rasa kecewa ia sebut masih terasa. Bagaimana tidak, Fatma yang sengaja menabung biaya keberangkatan haji itu mengaku telah lama menunggu kesempatan berhaji, meski ia tidak merinci sejak kapan mulai menabung.

Kepada Republika dia menambahkan, dana pelunasan Rp 9 juta rupiah untuk keberangkatan haji yang baru-baru ini ia bayar juga telah diputuskan untuk disimpan. Dengan harapan, ketika jatah berangkat ada di tahun depan, tak perlu lagi mengurus apapun.

‘’Dari kabar biaya pelunasan memang boleh diambil, tapi buat apa juga, takutnya nanti malah kepake (jika diambil)’’ tutur paruh baya yang masih berwirausaha itu.

Sambung dia, kabar keberangakatan atau prioritas di tahun depan memang belum disampaikan padanya. Kendati demikian, ia yakin jika sampai umur, tahun depan rukun Islam kelima itu bisa terlaksana.

‘’lillahi taala, semoga tahun depan bisa berangkat haji,’’ ungkap dia.

Dia berharap, dengan dibatalkannya keberangkatan tahun ini, segala persiapan teknis dari pemerintah Indonesia dan Saudi bisa lebih baik. Utamanya jika pandemi sudah berakhir.

‘’Manasik dan segala persiapan untuk saya semua sudah ada. Tapi saya yakin, kalau ibarat ada keberangkatan dari Indonesia, pemerintah Saudi juga belum siap,’’ tutupnya sambil berharap berakhirnya pandemi Covid-19.

Selaras dengan Fatma, beberapa travel haji juga mengungkapkan hal yang serupa. Direktur Maghfirah travel haji dan umrah, Firman Nur mengatakan, secara umum pihak travel memang sudah menerima KMA 494 Tahun 2020 tentang keberangkatan haji. Terlebih, hal itu menurutnya juga telah ditegaskan oleh Kementerian Haji dan Umrah Saudi untuk tidak menerima jamaah dari luar Saudi.

‘’kami katakan pada para jamaah bahwa ada keterbatasan keberangkatan haji tahun ini. Dan mereka semua menerima dengan lapang, meski ada yang menarik uang pelunasan,’’ kata dia.

Dia mengaku, dari 233 jamaah haji di travel Maghfirah seluruhnya sudah membayar lunas. Jumlah itu, menurut dia, belum termasuk 45 jamaah lainnya yang berangkat melalui visa mujamalah (undangan).

Firman menegaskan, secara keseluruhan keputusan dan aturan yang telah diterima juga akan dimanfaatkan pihaknya untuk mempersiapkan keberangkatan di tahun depan, jika memang ada.

‘’Yang paling penting bagi kami adalah ibadah haji tetap dilaksakan oleh Saudi. Karena, jika haji tidak dilakukan sama sekali tahun ini akibat pandemi, akan sangat disayangkan,’’ ungkap dia.

Terpisah, Direktur Patuna Travel, Syam Resfiadi juga mengaku senang dengan kebijakan Saudi untuk tetap melaksanakan ibadah haji sebagai hajat tahunan Muslim. Meskipun, 620 jamaahnya terpaksa gagal berangkat karena KMA 494 dan kebijakan pemerintah Saudi.

‘’Kita tetap bersyukur, untuk ibadah (haji) tahun ini kita harus bersabar dan berdoa untuk keselamatan calon haji saja,’’ tuturnya.

Dia melanjutkan, dari seluruh jamaah, memang ada yang melakukan pembatalan dan menarik seluruh dana. Namun ia sebut jumlah itu hanya satu persen dari keseluruhan, selain dari sembilan persen lainnya yang mengambil dana pelunasan.

‘’Siapapun yang terdampak ekonomi kami persilahkan ambil dananya baik itu pelunasan atau keseluruhan, tapi dengan biaya administrasi seminim mungkin, mengingat adanya pengurusan dokumen,’’ ungkap dia.

Pihaknya juga meyakinkan pada para jemaah bahwa keberangkatan haji di tahun depan, jika sudah kembali normal, akan difokuskan dan diprioritaskan pada jamaah tahun ini. Terlebih, dana akomodasi dan transportasi juga sudah dijadwalkan ulang pihaknya.

‘’Kalau tahun depan masih terbatas, bisa jadi mereka tidak berangkat di 2021 tapi mundur kembali, tapi itu diberi fasilitas oleh pemerintah dalam UU-nya,’’ ucap ketua Sapuhi itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement