REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Kerajaan Arab Saudi telah mengalokasikan ruangan empat kali lebih besar untuk setiap jamaah dari area yang dialokasikan biasanya.
Penasihat Menteri Haji dan Umrah, Faten Bint Muhammad Hussein, mengatakan ini akan diterapkan seperti pada akomodasi atau tenda di Mina dan Arafah.
Faten mengatakan pejabat kementerian dan penyedia layanan dapat memfasilitasi langkah-langkah jarak sosial untuk menghindari jamaah haji berkerumun sehingga memastikan keselamatan dan kesehatan para jamaah.
“Kehadiran sejumlah besar peziarah pasti akan membuat penularan infeksi kepada orang lain lebih mudah," ujar Faten dilansir dari Saudi Gazette pada Rabu (24/6).
Penularan lanjut Faten diharapkan bisa dihindari dengan keputusan kementerian yang membatasi jumlah peziarah. Ditambah lagi dengan aturan ketat dari Kementerian Kesehatan berkenaan dengan jarak sosial sejauh dua meter antarorang.
Menurutnya, arahan baru ini ditunjukkan kerajaan agar ibadah haji dapat berlangsung dengan aman dan menjamin keselamatan dan keamanan semua orang.
"Keputusan mengadakan haji dengan jumlah jamaah yang terbatas, adalah langkah yang benar dan bijaksana," terangnya.
Keputusan itu diambil lanjutnya, setelah dilakukan studi mendalam oleh Pusat Pengendalian Bencana dan Krisis Nasional di Kementerian Kesehatan, yang memiliki peran yang sangat penting dalam menganalisis indikator yang mendukung para pembuat keputusan di Kerajaan dan bahwa kementerian berkomunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia.
Faten menambahkan, bahwa kementerian memiliki salah satu platform elektronik terbaik dengan tingkat konektivitas teknologi tertinggi di antara semua lembaga yang terlibat. Hal ini diharapkan dapat memberikan layanan kepada jamaah haji dan keluarga mereka, bahkan dalam mengeluarkan izin haji.
"Platform akan membantu memilih layanan haji yang tersedia, termasuk program perhotelan, program ekonomi I dan program ekonomi II, dan setiap program memiliki tarif khusus yang terjangkau untuk semua segmen masyarakat," tambahnya.