REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wukuf di Padang Arafah menjadi salah satu rukun dalam pelaksanaan ibadah haji. Di tempat ini yakni padang Arafah, tepatnya dimulai saat tergelincirnya matahari pada 9 Dzulhijjah sampai terbenamnya matahari pada 10 Dzulhijjah, para jamaah haji akan berkumpul untuk melakukan perenungan diri dan berdoa kepada Allah. Inilah ritual puncak dan terpenting dari seluruh rangkaian ibadah haji yang harus dilaksanakan jamaah haji. Sebagaimana sabda Rasulullah Al Hajju Arafah.
Tentu ada segudang hikmah dalam pelaksanaan wukuf di Arafah. Di kawasan yang berasa di sebelah Timur kota Mekkah ini terdapat sebuah bukit yang disebut Jabal Rahmah atau bukit kasih sayang yang menjadi saksi sederet peristiwa besar dalam sejarah umat manusia.
Di tempat ini, Allah mempertemukan Nabi Adam dan Hawa setelah berpisah sekian lamanya usai diturunkan ke bumi. Di tempat ini Nabi Adam bermunajat bertobah memohon pengampunan kepada Allah. Doa Nabi Adam ini dapat ditemukan dalam surat Al Araf ayat 23. Di tempat ini pula, peristiwa kurban Nabi Ibrahim terjadi. Dan di tempat ini juga, Nabi Muhammad berwukuf dan menerima wahyu.
"Di tempat ketika mula pertama Nabi Adam diturunkan inilah jamaah calon haji berdoa, bermuhasabah dan bermunajat. Sebagaimana Nabi pertama itu turun dari surga dan menengadahkan wajahnya ke langit sembari beristighfar dan bermunajat, serta dikabulkan doa-doanya oleh Allah SWT," jelas Guru Besar Sosiologi Agama yang juga Ketua Komisi Hukum MUI Pusat, Prof Mohammad Baharun kepada Republika, Selasa (28/7).
Wukuf sendiri berarti berhenti. Sedangkan Arafah berarti mengenal. Atau menurut Prof Baharun kata wukuf juga dapat berarti parkir atau berhenti sementara waktu di Padang Arafah. Wukuf di Padang Arafah menjadi renungan bagi manusia bahwa sejatinya akan terjadi juga keadaan dimana seluruh manusia dikumpulkan di padang Mahsyar saat hari akhir. Sebab itu, menurut prof Baharun, wukuf menjadi waktu bagi jamaah haji melakukan perenungan dirinya.
"Wuquf atau wukuf ini hakikatnya ialah momentum perenungan dan refleksi untuk meraih keridhaan Allah dengan haji yang mabrur," jelasnya.