Selasa 01 Sep 2020 22:15 WIB

Menanti Laman Jejaring Sosial Halal

Jejaring pertama di dunia yang membawa nilai-nilai Islam.

Jejaring sosial bernafaskan Islam, Salam World.
Foto: salamworld.com
Jejaring sosial bernafaskan Islam, Salam World.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Laman jejaring sosial telah menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi sebagian  penduduk bumi. Manusia dari berbagai negara dan benua bisa berkomunikasi dan saling mengenal di dunia maya lewat laman jejaring sosial. Tak heran jika persaingan di antara laman jejaring sosial untuk meraih anggota menjadi semakin ketat.

Di tengah gencarnya pertumbuhan laman jejaring sosial, muncul sebuah kekhawatiran dari kalangan orang tua, terutama dari keluarga Muslim. Mereka khawatir karena laman jejaring sosial yang ada saat ini terbilang amat permisif. Betapa tidak. Konten pornografi bisa dengan bebas beredar di laman jejaring sosial.

Lalu, adakah laman jejaring sosial yang benar-benar halal atau bebas dari konten yang merusak akhlak? Tak lama lagi akan hadir sebuah laman jejaring sosial yang mengusung tema baru yakni "Halal dan Harmless Content." Adalah Salam World, sebuah perusahaan berpusat di Istanbul, Turki, yang akan menyediakan laman jejaring sosial yang halal itu.

Jejaring sosial baru bersifat internasional itu rencananya akan dilakukan pertengahan tahun depan. "Inilah jejaring pertama di dunia yang membawa iulai-nilai Islam yang diperuntukkan bagi 1,5 miliar Muslim di seluruh dunia," ujar Kepala Bagian Kerja Sama Salam World, Nedim Kaya.

Salam World (SW) bertekad untuk menebarkan nilai-nilai toleransi, menjadi jembatan bagi umat Islam di berbagai tempat di dunia, serta menjadi jembatan emas antara Muslim dan pemeluk agama lainnya. Yang tidak kalah penting, SW mengusung nilai-nilai keluarga dan mendorong kehidupan yang harmoni.

Menurut salah satu pendirinya, Abdul Vakhed Niyazov yang juga warga Rusia, SW muncul di tengah-tengah kegalauan orang tua dan keluarga atas perkembangan jejaring sosial yang terlalu longgar. "Pornografi dan kekerasan sering dianggap hal biasa. Ini sangat mengganggu keluarga di dunia manapun. Untuk itu kami tampil dengan sebuah konsep yang menyelamatkan seluruh anggota keluarga," ujarnya.

Saat ini beberapa jejaring sosial sudah mulai memprotek dirinya dari pemberitaan yang terkait dengan pornografi. Namun khusus SW, hal itu akan diperketat dan digawangi secara  berkelanjutan. Sehingga, dengan lahirnya SW, pornografi, kekerasan, pertikaian, serta hal-hal yang tidak bermanfaat lainnya bisa dihindari. "Targetnya menciptakan keluarga yang harmonis," papar Nedim Kaya.

SW menawarkan sejumlah keunikan, salah satunya adalah menggunakan bahasa negara-negara yang berpenduduk Muslim, termasuk bahasa Indonesia. Dalam proses chatting, misalnya,  ketika pengguna Indonesia menuliskan "Selamat pagi" maka akan terbaca di Rusia dengan "Dobre utra". Dengan demikian, tidak ada lagi hambatan bahasa.

SW memilih bermarkas di Istambul, Turki. Turki, kata Nedim Kaya,  dianggap sebagai tempat yang  mampu menjembatani masyarakat dunia Barat dan Timur. Adapun kantor cabangnya saat ini tengah disiapkan di semua kota besar dunia, seperti London, Berlin, Moskow, New York, Kairo, Astana, Kuala Lumpur, New Delhi, dan Washington.

Selain itu, SW juga akan segera membuka kantor di Jakarta, yang kemungkinan akan meng-cover Australia. Kantor di Jakarta ini dinilai sangat penting karena Indonesia merupakan pasar paling besar ditilik dari jumlah Muslimnya. Apalagi, di antara negara-negara yang berpenduduk Islam, pertumbuhan  penggunaan internet di Indonesia tergolong paling tinggi.

Di Indonesia, SW  telah menggandeng pimpinan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama sebagai mitra. SW juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Universitas Islam Negeri Jakarta,  serta Universitas Islam Negeri Malang.

 

*Artikel ini telah dimuat Harian Republika, Minggu, 11 Desember 2011

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement