REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sebanyak 400 ribu warga Arab Saudi dan warga asing keluar dari pasar tenaga kerja dalam tiga bulan. Mereka keluar pada kuartal kedua 2020 bertepatan dengan merebaknya pandemi Covid-19.
Dilansir di Saudi Gazette, Kamis (1/10), menurut laporan terbaru dari Otoritas Umum untuk Statistik (GaStat), 116 ribu orang Arab Saudi dan 284 ribu orang asing telah keluar dari pasar tenaga kerja. Laporan tersebut mengungkapkan lebih dari 53 ribu laki-laki dan perempuan Saudi mengajukan pengunduran diri mereka selama periode April-Juni, sementara lebih dari 36 ribu kontrak Saudi berakhir pada periode yang sama.
Masih menurut laporan tersebut, lebih dari 11 ribu laki-laki dan perempuan Saudi telah diputus kontrak kerja mereka berdasarkan Pasal 80 Undang-Undang Ketenagakerjaan. Pemutusan kontrak ini menjadikan jumlah total orang Saudi yang meninggalkan pekerjaan mereka selama kuartal kedua menjadi lebih dari 116 ribu pekerja laki-laki dan perempuan.
Laporan tersebut menunjukkan lebih dari 284 ribu pekerja laki-laki dan perempuan non-Saudi meninggalkan pekerjaan mereka selama kuartal kedua, di antaranya 60 ribu pekerja mengajukan pengunduran diri mereka. GaStat mencatat, telah terjadi peningkatan angka pengangguran di Saudi yang mencapai 15,4 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2020 sebanyak 11,8 persen.
Jumlah total pekerja di Kerajaan mengalami penurunan sebesar 0,03 persen pada kuartal kedua mencapai 13,63 juta karyawan. Sedangkan pada kuartal pertama tahun 2020, sebanyak 13,635 juta karyawan atau terjadi penurunan 5.000 karyawan dalam tiga bulan.
Jumlah total karyawan Saudi turun menjadi 3,17 juta pada akhir kuartal kedua, dibandingkan dengan 3,203 juta pada kuartal sebelumnya. Jumlah pekerja laki-laki Saudi sekitar 2.055 juta, turun dari 2.066 juta pekerja pada kuartal pertama, dan jumlah pekerja perempuan Saudi menurun menjadi 1.115 juta, dibandingkan dengan 1.136 juta pada kuartal pertama tahun ini.