REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Istana Murabba dibangun oleh pendiri Kerajaan Saudi, Raja Abdul Aziz, pada 1937 di luar kota tua Riyadh. Kompleks Istana tersebut dibangun di atas sebidang tanah yang disebut Murabba Al-Sufyan.
Menurut dokumen di Yayasan Penelitian dan Arsip Raja Abdul Aziz, Murabba Al-Sufyan digunakan untuk pertanian selama musim hujan. Istana ini dibangun dengan gaya tradisional Najdian, yang dicirikan oleh tingkat pengerjaan dan desain tertinggi.
Kompleks Istana Murabba juga dikelilingi oleh taman di selatan, Lembah Batha di timur, Wadi Abu Rafie di barat, dan perbukitan di utara. Terletak hanya 2 kilometer dari kota tua Riyadh, dan batu bata lumpur, batu lokal, batang tamariska, dan batang daun palem digunakan dalam pembangunan istana tersebut.
Dinding Istana Murabba dibangun dengan daun tamariska dan palem. Selain itu, batu digunakan sebagai pondisi dan kolom, serta kayu untuk bagian pintu dan jendela.
Dulunya Raja Arab Saudi Abdul Aziz biasa menggunakan Istana Murabba untuk menerima raja dan kepala negara yang berkunjung ke negaranya. Abdul Aziz juga sering membuat perjanjian bersejarah dengan raja dan kepala negara di sana.
Raja Abdul Aziz pindah ke Istana Murabba bersama keluarganya pada tahun 1938. Dan selama tahun-tahun berikutnya menjadi tuan rumah bagi raja dan kepala negara dari negara-negara Arab dan Islam di sana.
Istana ini menjadi saksi sejarah dan keputusan Kerajaan Saudi seperti mendirikan Kementerian Pertahanan, peluncuran Radio Saudi dan Otoritas Moneter Arab Saudi, penerbitan mata uang Saudi, sekolah formal, dan pendirian jalur kereta api antara Riyadh dan Dammam.
Tonggak nasional lainnya yang menjadi tuan rumah di Istana Murabba juga termasuk munculnya minyak dalam jumlah komersial, penerbitan sistem transportasi, perumahan, pekerjaan, pensiun, komersial, dan paspor.