REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pada abad ke-16, awal masa Kesultanan Turki Utsmani, Jeddah mendapat tekanan dari banyak pihak, di antaranya penjajah Portugis yang terus-menerus melancarkan serangan. Bahkan, pada 1516, armada Portugis sempat memasuki Jeddah. Beruntung, pasukan penjajah dari Eropa itu dapat dihalau oleh pasukan Turki Utsmani yang dipimpin Suleiman Basha.
Pada 1517, Turki Utsmani berhasil menaklukkan Dinasti Mamluk sekaligus merebut Makkah dan Jeddah. Setelah berkuasa, Turki Utsmani kemudian membangun dinding pertahanan di Jeddah. Dinding pertahanan yang dibuat untuk menangkal serangan Portugis ini dilengkapi dengan enam menara pengawas dan enam gerbang kota.
Namun, pada abad ke-19, dinding yang semula memiliki enam gerbang ini dibangun lagi dengan hanya memiliki empat gerbang raksasa lengkap dengan empat menara. Keempat gerbang ini berfungsi sebagai pintu masuk ke daerah lain. Gerbang utara menuju Sham, gerbang timur menuju Makkah, gerbang selatan menuju Sharif, dan gerbang yang menghadap laut menuju al-Magharibah. Setelah Turki Utsmani runtuh pada 1915, sebagian tembok Jeddah juga dirobohkan. Meski tembok itu runtuh, sejarah Kota Jeddah yang membentang selama berabad-abad tak ikut luruh. h