IHRAM.CO.ID, MUSKAT --- Pemerintah Oman tengah berupaya memperbanyak pekerja lokal yang terampil seiring menurunnya jumlah pekerja ekspatriat di negara itu. Seperti dilansir Gulf News pada Jumat (23/10), Kementerian Tenaga Kerja Oman bekerjasama dengan Otoritas Investasi Oman langsung mengadakan pertemuan dengan sejumlah para kepala eksekutif perusahaan milik pemerintah guna membahas rencana penggantian tenaga kerja ekspatriat dengan tenaga kerja lokal Oman. Prioritasnya adalah mempekerjakan orang Oman dalam posisi pemimpin dan pengawasan di organisasi pemerintah.
Sebagaimana data Pusat Statistik dan Informasi Nasional (NCSI), jumlah pekerja ekspatriat di Oman turun 14,3 persen pada rekor tahun ke tahun untuk periode yang berakhir Agustus 2020. Buletin NCSI pada September menunjukan menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan hampir 20 persen tenaga kerja ekspatriat di sektor pemerintahan dan 15 persen di sektor swasta dibandingkan tahun lalu.
Kondisi itu membuat Menteri Tenaga Kerja Oman, Mahad bin Saeed Baouin meminta percepatan penggantian tenaga kerja ekspatriat dengan orang-orang Oman. Karena itu Baouin menekankan pentingnya pelatihan dan kualifikasi tenaga kerja nasional di tempat kerja.
Kementerian Tenaga Kerja Oman telah memulai beberapa langkah untuk mendapatkan lebih banyak pekerjaan lokal di sektor swasta maupun pemerintah. Langkah baru-baru ini untuk menghentikan sub-kontrak karyawan ekspatriat diharapkan dapat membuka lebih banyak lapangan kerja bagi kandidat Oman.
Kementerian Tenaga Kerja Oman baru-baru ini bertemu dengan pejabat SDM dari bank-bank besar, perusahaan keuangan, dan perusahaan penukaran uang untuk memulai pelatihan kerja dan transfer keterampilan kepada staf lokal Oman.
Media sosial Kementerian juga memberikan informasi tentang lowongan pekerjaan yang tersedia untuk warga negaranya di berbagai organisasi pemerintah seperti Kepolisian Kerajaan Oman, Angkatan Laut Kerajaan Oman dan juga di berbagai sektor seperti perhotelan dan layanan teknis.
Untuk diketahui populasi ekspatriat di Oman telah berkurang tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk orang Bangladesh sebesar 10,2 persen, India 14,5 persen, Pakistan 11,9 persen dan Mesir 1,1 persen.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
