IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Persiapan pengiriman jamaah umroh ke Arab Saudi menjelang pembukaan ibadah umroh pada 1 November masih dalam tahap finalisasi. Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Arfi Hatim mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan Kementerian Kesehatan.
Pertemuan tersebut, lanjut Arfi, dalam hal penerbitan pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19 bagi jamaah haji dan umroh serta petugas. "Kami juga sudah berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19," tutur dia kepada Republika.co.id, Jumat (23/10).
Selain itu, Arfi menambahkan, Kemenag juga sudah membahas regulasi tentang penyelenggaraan umroh di masa pandemi dengan beberapa kementerian terkait termasuk juga dengan asosiasi umroh. "Jadi ini masih kita finalkan, sambil menunggu juga kebijakan dari pemerintah Saudi seperti apa," ujarnya.
Pembatasan jumlah jamaah di maskapai penerbangan juga turut dibahas. "Apakah kemudian nanti di penerbangan diterapkan jaga jarak fisik, seperti penerbangan domestik yang maksimalnya kan 75 persen. Kita juga masih koordinasi terus dengan maskapai penerbangan," ucapnya.
Arfi berharap pemerintah Arab Saudi memberi kesempatan bagi jamaah Indonesia untuk bisa melaksanakan ibadah umrah di tengah pandemi Covid-19. Namun dia mengakui keputusan terakhir sepenuhnya ada di tangan Saudi.
"Pemerintah Saudi akan sangat cermat melihat kondisi pandemi dalam hal penanganan Covid-19 di sini. Mungkin ini menjadi salah satu pertimbangan, dan sepenuhnya menjadi otoritas daripada pemerintah Saudi," ucapnya.
Hingga saat ini, Arfi mengatakan, belum ada pengumuman resmi dari pemerintah Saudi soal keputusan penyelenggaraan umrah bagi jamaah luar negeri di tengah pandemi. Saudi juga belum memberitahukan kuota jamaah umrah dari setiap negara.
Arab Saudi mulai memberikan izin beribadah umrah, meski terbatas bagi warganya dan ekspatriat yang tinggal di sana dengan kapasitas 30 persen, atau 6.000 jemaah sehari. Saudi pada 1 November mendatang mulai membuka pintu bagi jamaah dari luar negeri. Namun, Saudi akan merilis terlebih dahulu negara-negara yang diizinkan memberangkatkan jamaah.