Rabu 04 Nov 2020 15:09 WIB

Mengenal Yazd: Kota Menara Penangkap Angin di Iran

Pengelana Portugis Marco Polo menjuluki kota Yazd di Iran sebagai kota pengantin.

Bangunan kuno, menara, dan taman menghiasai kuta kuno Yazd di Iran
Foto: google.com
Bangunan kuno, menara, dan taman menghiasai kuta kuno Yazd di Iran

IHRAM.CO.ID, -- Yazd, kota yang tertidur di pelukan hangat gurun Iran yang selama bertahun-tahun tidak mengalami perubahan. Seluruh pelosok kota menunjukkan tradisi kuno dan historis. Sebagian ahli geografi menisbatkan sejarah kota Yazd kepada Yazdgerd, Raja Dinasti Sasani. 

Yazd sendiri berarti suci. Hal itu disebabkan rakyat kota ini sepanjang sejarah hanya menyembah Tuhan Yang Esa. Oleh karena itu kota ini juga dikenal dengan Dar al-Ibadah. 

Kota Yazd punya sejumlah nama kerena peninggalan sejarahnya seperti "Kota Menara Penangkap Angin", "Kota Pengantin Gurun" dan "Kota Sepeda". 

Marco Polo ketika mendeskripsikan Yazd mengatakan, "Sebuah kota yang sangat indah, luar biasa dan juga pusat perdagangan.”

Kota kuno Yazd termasuk salah satu kota tertua di muka bumi. Hampir semua demografi historisnya berasal dari bata tanah liat yang dicampur jerami yang kemudian kering akibat terik matahari.

Hasil dari arsitektur ini adalah garis vertikal yang di bawahnya bangunan berwarna coklat yang mencitrakan kesatuan. Keharmonisan itu seperti terganggu dengan adanya menara-menara penangkap angin yang menjulang tinggi. Tapi keberadaan menara-menara ini justru membuat pemandangan kota ini semakin menarik.

Masjid Jami Yazd termasuk salah satu destinasi indah pariwisata kota ini. Ada masjid dengan arsitektur khasnya yang dibangun sejak abad 12 Masehi. Di halaman masjid ini ada tangga ke bawah tanah yang berujung pada sistem saluran air bawah tanah Zarch (Qanat Zarch).

Dapat dikatakan bahwa seluruh bangunan kotanya merupakan simbol sejarah, mazhab dan seni dari kota indah ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement