IHRAM.CO.ID, BAKU -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengapresiasi Azerbaijan dalam kemenangan atas Shusha, salah satu kota terbesar di wilayah Nagorno Karabakh yang diperebutkan. Erdogan berjanji untuk mendukung Baku dalam perjuangannya melawan pendudukan Armenia.
"Pembebasan kota Shusha juga menyiratkan bahwa pembebasan sisa wilayah pendudukan sudah di depan mata," ujar Erdogan pada kongres provinsi reguler ke-7 Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Kocaeli dikutip laman Anadolu Agency, Senin (9/11).
Erdogan menyatakan Turki berbagi kebahagiaan dengan rakyat Azerbaijan yang telah membebaskan kota-kota yang diduduki selangkah demi selangkah. Pejabat Turki lainnya juga menyambut baik pembebasan Azerbaijan atas kota Shusha dari pendudukan Armenia.
Wakil Presiden Fuat Oktay mengatakan, pembentukan kedaulatan merupakan perkembangan penting dan kabar baik bagi Azerbaijan.
"Shusha telah dibebaskan dari pendudukan Armenia. Selamat atas kemenanganmu, saudaraku (negara) tersayang," kata Oktay di Twitter dikutip laman Daily Sabah, Senin.
Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu juga merayakan berita tentang Shusha, yang disebutnya sebagai ibu kota budaya. "Pada Hari Bendera Nasional, bendera Azerbaijan yang agung akan berkibar di atas Shusha selamanya. Hidup bahagia dengan bendera tiga warna Anda, Azerbaijan," katanya.
Juru Bicara Kepresidenan Ibrahim Kalin membagikan ucapan selamatnya atas pembebasan kota yang penting secara strategis melalui Twitter. Omer Celik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) yang berkuasa, juga mengungkapkan kebahagiaan atas kemenangan Shusha.
Sementara itu, setelah kemenangan tersebut, Cavusoglu dan Menteri Pertahanan Hulusi Akar melakukan pertemuan dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di Baku pada Ahad. Sebelumnya, Ilham Aliyev mengumumkan bahwa tentara Azerbaijan telah membebaskan Shusha dari pendudukan Armenia, Ahad (8/11) waktu setempat. Shusha memegang peranan penting dalam pembebasan keseluruhan wilayah Nagorno-Karabakh yang diduduki.
Sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan termasuk Nagorno-Karabakh dan tujuh wilayah yang berdekatan berada di bawah pendudukan Armenia selama hampir tiga dekade. Berbagai pihak telah menyerukan gencatan senjata berkelanjutan. Berbagai resolusi PBB juga sudah menyerukan penaikan pasukan invasi tanpa syarat.