IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk berupaya mendorong upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Salah satunya melalui pemberdayaan UMKM di Jawa Barat.
Pemimpin Divisi Kredit UMKM Bank BJB Denny Mulyadi mengatakan perusahaan dipercaya menerima dana program PEN senilai Rp 2,5 triliun atau nominal alokasi dana terbesar yang diberikan Kementerian Keuangan kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD).
“Kami menargetkan penyaluran PEN senilai Rp 5 triliun, yang disalurkan kepada kredit UMKM, kredit komersial, kredit korporasi, KPR, dan kredit konsumer,” ujarnya saat acara webinar bersama Republika.co.id, Kamis (12/11).
Tercatat per 18 Oktober 2020, BJB telah menyalurkan kredit PEN senilai Rp 5,3 triliun dari target sebelumnya senilai Rp 5 triliun. Adapun penyerapan kredit PEN disalurkan ke lima sektor ekonomi diantaranya sektor konstruksi sebesar 25 persen atau senilai Rp 1,3 triliun, sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 25 persen atau senilai Rp 1,3 triliun, kredit industri pengolahan sebesar 15 persen atau senilai Rp 794 miliar.
Kemudian kredit perantara keuangan sebesar 13 persen atau senilai Rp 678 miliar, kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 10 persen atau Rp 514 miliar, dan kredit sektor gabungan lainnya sebesar 12 persen atau Rp 662 miliar.
“Sektor pertanian cukup naik paling besar antara lain beras, jagung, hortikultura seperti cabe, buah-buahan. Kenaikan ini dikarenakan para petani atau peternak bagaimana akses permodalan dengan lancar,” ucapnya.
Dari sisi pemberdayaan UMKM, lanjut Denny, perusahaan berupaya menjadikan UMKM naik kelas. Perusahaan memiliki level pertumbuhan UMKM, dimulai unbankable, bankable, bankable asset tetap, dan komersial. “Kami rutin memberikan pelatihan dan pendampingan bagi wirausaha, bincang bisnis atau temu bisnis,” ucapnya.
Dari sisi level pertumbuhan permodalan, Denny menjelaskan, pelaku UMKM bisa melalui program BJB Mesra, KUR Mikro, KUR Kecil, KUKM, dan Kredit Komersial.
“Kami juga memiliki program Desa digital, masyarakat desa tapi memiliki penghasilan kota, didorong ke arah digital meskipun tinggal di desa. Para sarjana di desa mengelola marketplace melalui Bumdes, mendigitalkan desa melalui teknologi pasarnya,” ucapnya.
Ke depan, perusahaan berupaya melakukan kerja sama pembiayaan kepada pelaku usaha UMKM dengan mitra bisnis BJB yang bertindak sebagai offtaker. Adapun pola kemitraan ini bertujuan untuk memberikan kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM untuk kebutuhan finansial usahanya.
Saat ini BJB memiliki ruang lingkup program kemitraan antara lain pembiayaan dan peningkatan skala usaha bagi sektor perdagangan dan ritel, sektor pertanian, dan sektor peternakan. “BJB dapat juga menyalurkan pembiayaan tersebut dengan sehat dan berkualitas,” ucapnya.