IHRAM.CO.ID, Kebanyakan orang Amerika mengatakan mereka tidak mengenal Muslim. Tak hanya itu banyak dari apa yang mereka pahami tentang Islam berasal dari media.
Maka tidak mengherankan melihat banyaknya kesalahpahaman yang ada tentang Muslim di sana. Beberapa melihat mereka sebagai orang luar dan ancaman bagi cara hidup dan nilai-nilai Amerika. Kebijakan kontroversial Presiden Donald Trump untuk memberlakukan larangan terhadap Muslim dari tujuh negara yang masuk ke Amerika Serikat menimbulkan ketakutan seperti itu.
Namun, yang tidak diketahui banyak orang adalah bahwa Muslim telah ada di Amerika jauh sebelum Amerika menjadi sebuah bangsa. Faktanya, beberapa pendatang paling awal ke negeri ini adalah para imigran Muslim - diangkut secara paksa sebagai budak dalam perdagangan trans-Atlantik, yang ulang tahunnya yang ke-400 diperingati tahun ini.
Muslim Amerika pertama
Para ahli memperkirakan bahwa sebanyak 30 persen budak Afrika yang dibawa ke AS, dari negara-negara Afrika Barat dan Tengah seperti Gambia dan Kamerun, adalah Muslim. Di antara kesulitan yang mereka hadapi, juga yang terkait dengan keimanan mereka.
Para cendekiawan komunitas Muslim di Barat, tahu bila budak Afrika dipaksa untuk meninggalkan keyakinan dan praktik Islam mereka oleh pemiliknya. Ini tujuannya baik untuk memisahkan mereka dari budaya dan akar agama mereka dan juga untuk "membudayakan" mereka menjadi Kristen.
Sejarawan Sylviane Diouf menjelaskan bagaimana meskipun ada upaya semacam itu, banyak budak mempertahankan aspek adat istiadat dan tradisi mereka, dan menemukan cara baru yang kreatif untuk mengekspresikannya. Kebaktian budak yang dinyanyikan di ladang, misalnya, membuat lagu-lagu dan ingatan tentang kehidupan lampau tetap hidup setelah trauma dislokasi.
Diouf berpendapat bahwa musik blues, salah satu bentuk klasik budaya Amerika, dapat ditelusuri asal-usulnya hingga pengaruh Muslim dari era budak. Dia juga mendemonstrasikan bagaimana lagu blues terkenal, "Levee Call Holler," memiliki gaya dan melodi yang berasal dari azan, "adzan."
Blues juga memengaruhi sejumlah genre musik Amerika lainnya, dari country hingga rock 'n' roll, dan bentuk musik Amerika yang paling terkenal, jazz. Pemain jazz terkenal John Coltrane, yang terkenal dengan karyanya "A Love Supreme," tampaknya dipengaruhi oleh irama doa dan renungan Islam.
Cendikiawan Hisham Aidi, penulis “Rebel Music,” bersama dengan sejumlah musisi jazz, berpendapat bahwa Coltrane menyanyikan “Allah Supreme” dalam gaya devosi Islam “dzikir,” atau mengingat Tuhan.