Ahad 15 Nov 2020 19:40 WIB

Kemenag: Indonesia Sukses Kelola Keragaman Budaya dan Agama

Keragaman budaya dan agama menurut Kemenag sukses dikelola Indonesia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Kemenag: Indonesia Sukses Kelola Keragaman Budaya dan Agama. Foto: Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kemenag: Indonesia Sukses Kelola Keragaman Budaya dan Agama. Foto: Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin menyampaikan, Indonesia sukses mengelola keragaman di berbagai hal dengan sangat baik. Hal ini dia sampaikan dalam rangka Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 16 November besok.

"Indonesia di satu sisi adalah salah satu negara yang sangat majemuk, mungkin negara yang paling majemuk dari sisi budaya, agama, kepercayaan, suku, bahasa dan lain-lain di dunia, tetapi di sisi lain, Indonesia memiliki tingkat stabilitas sosial politik yang sangat bagus," kata dia kepada Republika, Ahad (15/11).

Baca Juga

Apalagi, lanjut Kamaruddin, jika stabilitas tersebut dibandingkan dengan negara lain. Menurut dia, ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tingkat toleransi yang sangat bagus. Namun ia mengakui tantangan toleransi tentu selalu saja ada.

"Tetapi secara umum Indonesia berhasil mengelola keragaman itu dengan sangat baik. Tentu hal ini tidak bisa dilepaskan dari konstitusi Indonesia yang secara instrumental menjadi perekat sosial yang sangat kuat," ucap dia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi ke-11 ASEAN-PBB, Ahad (15/11), menyinggung masih adanya praktik intoleransi beragama dan kekerasan atas nama agama. Jokowi pun mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar lebih intensif menjaga kemajemukan dan toleransi.

Presiden mengatakan, masyarakat dunia butuh persatuan dalam menghadapi pandemi Covid-19. "Kalau ini (intoleransi beragama dan kekerasan atas nama agama) dibiarkan maka akan mencabik harmoni dan menyuburkan radikalisme dan ekstremisme. Ini tidak boleh terjadi," kata Jokowi.

Jokowi mengingatkan, dunia membutuhkan persatuan, persaudaraan, dan kerja sama untuk mengatasi Covid-19 dan tantangan global lainnya. Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia berpandangan bahwa kebebasan berekspresi tidak bersifat absolut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement