IHRAM.CO.ID, LANSING -- Kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden memenangkan pemungutan suara elektoral atau electoral college pada Senin (14/12). Hasil tersebut secara resmi menentukan kursi kepresidenan Amerika Serikat (AS) yang baru.
Kalifornia, negara bagian terpadat, menyerahkan 55 suara elektoral ke Biden pada Senin sore. Hasil itu secara resmi menetapkan mantan wakil presiden era Barack Obama itu atas 270 suara yang diperlukan untuk mengamankan Gedung Putih. Berdasarkan hasil November, Biden memperoleh 306 suara elektoral, sedangkan pejawat Donald Trump mendapatkan 232 suara.
Sebelum hasil tersebut, pemilih di beberapa negara bagian medan pertempuran utama, Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, Pennsylvania, dan Wisconsin memilih Biden. Trump gagal berusaha untuk membalikkan hasil meski tuntutan ke pengadilan telah dilakukan.
Pemungutan suara elektoral yang ditetapkan pada Senin (14/12) oleh hukum federal ini biasanya hanya formalitas. Namun, kali ini dianggap sangat penting karena klaim Trump yang tidak berdasar tentang penipuan pemungutan suara yang meluas.
Setelah hasil pemungutan suara elektoral keluar, Biden menyerukan kepada warga AS untuk membalik halaman dari era Trump. "Api demokrasi telah menyala di negara ini sejak lama. Dan kami sekarang tahu bahwa tidak ada, bahkan pandemi atau penyalahgunaan kekuasaan, dapat memadamkan api itu," ujar Biden dalam pernyataan yang dirilis tim transisi.
Trump mengatakan akhir bulan lalu bahwa akan meninggalkan Gedung Putih jika suara elektoral memilih Biden. Namun, dia terus melanjutkan tuduhan kecurangan atas pemilihan pada 3 November bahkan setelah pengumuman resmi pada Senin.
Setelah pemungutan suara elektoral selesai, satu-satunya langkah awal Trump untuk menahan Biden adalah membujuk Kongres untuk tidak mengesahkan penghitungan pada 6 Januari. Setiap upaya untuk memblokir hasil negara, dan mengubah penghitungan AS secara keseluruhan, harus mendapatkan persetujuan mayoritas dari kedua kamar Kongres pada saat itu. Demokrat mengendalikan House of Representatives, sementara cukup banyak anggota Partai Republik di Senat yang mengakui kemenangan Biden.