IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi untuk sementara waktu menangguhkan umrah bagi jamaah asing. Saudi memutuskan membatalkan semua penerbangan internasional dan menangguhkan pintu masuk melalui darat dan laut setidaknya selama sepekan.
Upaya penutupan pintu masuk ini dilakukan sebagai bagian untuk menangkis strain mutan Covid-19 yang menyebar dengan cepat, yang ditemukan di Inggris. Ibadah umrah merupakan ibadah haji kecil yang dapat dilakukan oleh umat Islam kapan saja sepanjang tahun. Jutaan orang datang ke negara Teluk setiap tahun untuk menunaikan umrah ke Makkah di Arab Saudi. Namun, karena menyebarnya wabah virus Covid-19 di dunia, Kerajaan Saudi mengeluarkan kebijakan menangguhkan umrah pada bulan Maret hingga Oktober,serta secara signifikan mengurangi jumlah jamaahnya.
Dilansir The National News, Senin (21/12), keterangan resmi dari Saudi Press Agency menyebut Kerajaan sementara menangguhkan semua penerbangan internasional, kecuali dalam kasus luar biasa. Penangguhan dilakukan dalam jangka waktu satu minggu, yang dapat diperpanjang sepekan mendatang.
"Masuk ke kerajaan melalui pelabuhan darat dan laut juga akan ditangguhkan selama seminggu, yang dapat diperpanjang seminggu lagi," tulis SPA mengutip sumber di Kementerian Dalam Negeri. Meski demikian, Saudi menyebut penangguhan tidak berlaku bagi pesawat internasional yang saat ini berada di kerajaan, yang akan diizinkan untuk pergi.
Dalam pernyataan tersebut, dituliskan pula jika penangguhan ini akan berlanjut sampai informasi medis terkait sifat virus baru yang terlah bermutasi menjadi jelas.
Siapapun yang datang dari negara tempat virus baru ini muncul setelah 8 Desember dan telah tiba di Arab Saudi harus diisolasi di rumah selama dua minggu. Orang-orang ini juga harus menjalani tes Covid-19 selama masa isolasi dan mengulang tes setiap lima hari.
Di sisi lain, siapa pun yang telah kembali dari atau melewati negara Eropa, maupun negara lain di mana strain baru telah muncul selama tiga bulan terakhir, juga harus mengikuti tes Covid-19. Kementerian Dalam Negeri lantas memutuskan pergerakan barang, komoditas, dan rantai pasokan dari negara-negara di mana strain baru belum muncul dikecualikan dari langkah-langkah yang disebutkan di atas.
Keputusan Saudi melakukan penangguhan perjalanan terjadi setelah beberapa negara Eropa melarang perjalanan dari Inggris, Ahad (20/12). Hal tersebut dilakukan seiring Pemerintah Inggris yang memperingatkan jika jenis baru virus itu berada di luar kendali. Negara tetangga, Kuwait, juga mengumumkan larangan penerbangan penumpang dari Inggris, karena strain mutan ini dengan cepat menyebar ke seluruh negeri.
Negara-negara di benua Eropa telah membunyikan alarm setelah pekan lalu menjadi wilayah pertama di dunia yang melewati 500.000 kematian akibat Covid-19. Pekan lalu, Arab Saudi memulai program vaksinasi Covid-19 tiga fase, setelah pengiriman pertama vaksin Pfizer-BioNTech tiba di kerajaan. Arab Saudi sejauh ini mencatat lebih dari 361.000 kasus Covid-19, termasuk lebih dari 6.000 kematian, yang tertinggi di antara negara-negara Teluk.