IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Presiden ke-10 dan 12 M. Jusuf Kalla mengajak Pemerintah Afghanistan menguatkan kerja sama perdagangan dengan Indonesia, di antaranya menawarkan untuk mengembangkan infrastruktur energi.
"Kita bisa saling bekerja sama di bidang perdagangan dan juga pengembangan energi seperti 'hydro power' dan 'renewable energy',” kata JK yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (24/12).
Hal tersebut disampaikan JK saat bertemu dengan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Afghanistan Nisar Ahmad Ghoryani di Istana Presiden Afghanistan Char Chinar Palace di Kabul, Kamis pagi waktu setempat
JK menyebutkan bahwa berbagai rencana kerja sama tersebut bisa ditindaklanjuti dengan membuat nota kesepahaman (MoU) antara duta besar kedua negara.
JK pun berjanji akan mempertemukan Dubes Afghanistan untuk Indonesia dengan Menteri Perdagangan M Lutfi dalam waktu dekat.
"Kebetulan Menteri Perdagangan Indonesia yang baru saya kenal cukup dekat," ujarnya meyakinkan Pemerintah Afghanistan.
Selain kerja sama perdagangan, JK juga mengajak pemerintah Afghanistan mengirimkan pelajarnya ke Indonesia untuk belajar mengenai energi dan ekonomi syariah.
"Jadi, di samping belajar mengenai Islam moderat, kita juga melakukan kerja sama di bidang pendidikan umum," ucapn JK menjelaskan.
Namun demikian, kata JK, berbagai rencana kerja sama tersebut bisa semakin mudah apabila proses perdamaian di Afghanistan bisa terwujud.
"Karena itu kita berharap konflik kekerasan di Afghanistan bisa sesegera mungkin diakhiri," tukasnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Afghanistan Nisar Ahmad Ghoryani menyebutkan bahwa negaranya memiliki potensi bisnis yang bisa digarap oleh investor dari Indonesia, salah satunya yaitu mengembangkan industri energi yang saat ini masih terbatas jumlahnya di Afghanistan.
"Karena itu kita berharap kerja sama antar kedua negara bisa diimplementasikan," ujarnya.
Senada dengan JK, Nisar mengakui berbagai rencana kerja sama di bidang perdagangan dan investasi tersebut tidak bisa direalisasikan apabila perdamaian di Afghanistan belum tercipta.