IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan pada Ahad (3/1) pagi, telah mencabut larangan perjalanan sementara yang diberlakukan Desember lalu. Sekretaris Jendral Himpunan Penyelanggara Umrah dan Haji (Himpuh), Firman Taufik mengatakan, ini membuat jamaah umrah yang sempat tertunda akan diberangkatkan.
"Insya Allah. Ini eks keberangkatan 27 Desember yang tertunda, sekitar 40 orang," kata Firman pada Ahad (3/1).
Grup jamaah yang jadwal berangkatnya pada 27 November akan pindah ke 10 Januari, karena Saudi menutupnya di 21 November. Kemudian grup berikutnya akan berangkat pada 19 Januari.
Firman mengatakan, sebelumnya pada 21 November perjalanan ke Saudi sempat ditutup selama tujuh hari. Kemudian diperpanjang kembali selama tujuh hari. Himpuh juga sudah memberangkatkan tim survei pada 22 November lalu, dan merekomendasikan bisa mengirim jamaah Umrah di masa pandemi ini.
Dia melanjutkan, Himpuh juga sudah mulai membuat program konsorsium sebagai solusi bagi anggota yang belum terkumpul grup Umrah. Hal ini direncanakan satu bulan dua kali.
Di samping itu, perihal memastikan jamaah yang berangkat negatif dari covid-19, Firman mengatakan, Himpuh senantiasa mengikuti prosedur tetap (protap) dari Kementerian Kesehatan. Calon jamaah diminta untuk melakukan isolasi mandiri selama H-14. Kemudian H-2 diwajibkan melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Selanjutnya karantina di hotel yang telah Himpuh tetapkan pada H-1.
Lalu di Saudi juga sesuai protap, karantina tiga hari, kemudian melakukan tes PCR. Setelah kepulangan ke Indonesia, jamaah juga kembali melakukan karantina satu hari diikuti dengan tes PCR. Himpuh turut memantau kesehatan jamaah setelah 14 hari kepulangan.
"Walau terkesan ribet, tapi Umrah bisa diselenggarakan. Bahkan Kemenag (Kementerian Agama) ikut mendukung dengan menerbitkan keputusan Mentri Agama Nomor 719 Tahun 2020, tentang penyenggaraann Umrah di masa pandemi," kata Firman.
Sebelumnya anggota Himpuh sudah beberapa kali berangkat umroh selama akhir tahun. Firman mengatakan, keberangkatan pada 1-3-8-12 Desember terbukti aman.
"Memang ada jamaah yang terindikasi covid di Saudi, tapi tertangani dengan sangat baik oleh otoritas kesehatan di sana," kata Firman.
Sementara itu, Ketua Umum Syarikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sapuhi), Syam Resfiadi mengatakan, dengan dibukanya penerbangan kembali oleh Saudi, maka akan ada keberangkatan dari jamaah yang sempat tertunda.
"Iya artinya jika dibuka dan boleh untuk Umroh dengan Prokes seperti sebelumnya akan mungkin ada sedikit keberangkatan jamaah yang tertunda diakhir Desember 2020," kata Syam.
Sebelumnya Saudi melakukan penutupan akses masuk sebagai tindakan pencegahan menyusul deteksi jenis Covid-19 yang bermutasi di sejumlah negara. Pemerintah meminta orang non-Saudi yang datang dari Inggris, Afrika Selatan, dan negara lain tempat varian Covid-19 terdeteksi, untuk karantina setidaknya 14 hari sebelum memasuki Kerajaan. Warga negara Saudi yang diizinkan masuk untuk kasus-kasus kemanusiaan dan esensial, yang berasal dari negara-negara tempat penyebaran varian Covid-19 baru, diharuskan tetap di rumah selama 14 hari untuk observasi.
Kasus varian baru yang pertama kali terdeteksi di Inggris, telah dilaporkan di negara-negara Eropa termasuk Prancis, Swedia dan Spanyol. Varian itu pun telah terdeteksi di Afrika Selatan, Yordania, Kanada, dan Jepang.