IHRAM.CO.ID, Cegah Infeksi Varian Baru Covid-19, 11 Masjid di Distrik Inggris Hentikan Sholat Berjamaah
LANCASHIRE -- Sebelas masjid di distrik Pendle di Lancashire, Inggris, menghentikan sholat berjamaah dalam upaya untuk mengurangi kemungkinan penyebaran varian baru virus corona. Pekan ini, Direktur Kesehatan Masyarakat Lancashire mengirim surat yang berisi pesan ke tempat-tempat ibadah agar tutup selama lockdown guna melindungi komunitas. Permintaan tersebut didukung Kelompok Kohesi Komunitas dan Keyakinan Lancashire.
Anggota Dewan Mohammed Iqbal MBE, Pemimpin Dewan Pendle, mengatakan bahwa mereka mendukung langkah tersebut karena melihat peningkatan jumlah kasus di Pendle. Ia mengatakan, ada peningkatan yang sangat mengkhawatirkan dalam kasus Covid-19 di rumah sakit dan lebih banyak orang yang meninggal karena virus mematikan ini.
"Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk melindungi orang dan mendukung Layanan Kesehatan Nasional (NHS). Kami tahu bahwa NHS dan kapasitas rumah sakit berada di bawah tekanan yang sangat besar di seluruh Lancashire," kata Iqbal, dilansir di Asian Image, Senin (11/1).
Saat ini, peraturan Pemerintah Inggris mengizinkan tempat ibadah tetap buka, asalkan orang-orang tidak bercampur-baur dengan siapa pun di luar rumah. Iqbal mengatakan, ia merasa senang karena tempat ibadah di Pendle menanggapi permintaan mendesak tersebut.
"Sudah, Jumat 8 Januari, 11 masjid di Pendle telah menangguhkan semua shalat berjamaah dan kami mendesak semua tempat ibadah untuk mengikuti permintaan mendesak dari Direktur Kesehatan Masyarakat kami ini," katanya.
Ia mengatakan, tempat ibadah telah memberikan dukungan yang berharga bagi masyarakat selama pandemi. Karena itu, ia berterima kasih kepada mereka atas peran yang telah mereka mainkan, termasuk ibadah online dan bantuan tambahan untuk komunitas, seperti bank makanan.
Permintaan ke tempat ibadah itu datang dari Lancashire Resilience Forum Partners, Direktur Kesehatan Masyarakat untuk Blackburn Dominic Harrison, bersama Dewan Darwen Dr Sakthi Karunanithi, Direktur Kesehatan Masyarakat untuk Dewan Wilayah Lancashire Dr Arif Rajpura, Direktur Kesehatan Masyarakat untuk Dewan Blackpool.
Surat tersebut menyatakan, "Sebagai Direktur Kesehatan Masyarakat yang mewakili Lancashire, kami sangat menyarankan semua komunitas agama untuk menghentikan doa dan ibadah komunal selama periode lockdown, untuk mengurangi kemungkinan penyebaran varian Covid yang baru."
"Kami menyadari bahwa ini adalah permintaan besar, tetapi ini akan membantu melindungi komunitas kami pada tahap kritis pandemi ini."
"Meskipun kami tidak dapat meminta komunitas agama kami untuk melakukan ini, kami meminta semua orang untuk membuat perubahan sementara ini untuk melindungi satu sama lain."
"Anda telah membuat perubahan pada pengaturan ibadah Anda, tetapi kami meminta kehati-hatian pada saat yang sulit dan mengkhawatirkan ini. Kami melihat peningkatan jumlah kasus di Lancashire, dan peningkatan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit akibat Covid yang mengkhawatirkan, serta peningkatan jumlah kematian. NHS dan kapasitas rumah sakit berada di bawah tekanan yang sangat besar di Lancashire."
"Ibadah komunal belum dilarang di bawah lockdown yang baru, tetapi kami tahu bahwa ada risiko infeksi yang signifikan, karena orang-orang bersosialisasi sebelum dan sesudah ibadah."
"Kami tahu bahwa banyak orang yang dites positif Covid tidak menunjukkan gejala apa pun. Selama 10 bulan terakhir, kami tahu bahwa telah terjadi gangguan signifikan pada ibadah dan perayaan yang biasa dilakukan orang."
"Terima kasih kepada kelompok agama kami di sini di Lancashire atas dukungan berkelanjutan Anda untuk menangani Covid dan pengaruhnya terhadap komunitas kami. Anda telah membantu komunitas Anda dengan berbagai cara selama masa-masa sulit ini."
"Jika Anda memutuskan untuk melanjutkan doa dan ibadah komunal selama lockdown, terlepas dari nasihat kuat kami tentang masalah ini, maka kami menyarankan Anda untuk melakukan penilaian risiko baru yang direvisi dan terperinci dari prosedur pengendalian infeksi Anda saat ini."
Surat tersebut kemudian menambahkan, bahwa varian baru virus corona meningkatkan angka selama tujuh hari lebih dari 250 persen di beberapa wilayah Otoritas Lokal di Barat Laut, dan hingga 70 persen lebih menular. Dikatakan, bahwa peningkatan risiko penularan baru ini akan membutuhkan tingkat yang jauh lebih tinggi dari pengendalian infeksi dan kepatuhan. Hal itu guna mencapai tingkat keamanan yang sama seperti tindakan pencegahan sebelumnya.