Selasa 12 Jan 2021 22:42 WIB

Kedelai Mahal, Produsen Perkecil Ukuran Tahu dan Tempe

Ukuran tahu dan tempe sedikit diperkecil agar konsumen tidak berkurang.

Kedelai Mahal, Produsen Perkecil Ukuran Tahu dan Tempe (ilustrasi).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Kedelai Mahal, Produsen Perkecil Ukuran Tahu dan Tempe (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,PADANG --  Produsen tahu dan tempe di Padang mencari cara untuk mengatasi harga kedelai yang mahal dari importir supaya harga tahu dan tempe di tingkat konsumen tidak naik dengan cara memperkecil ukuran tahu dan tempe dari ukuran semestinya.

"Harga kacang kedelai saat ini masih mahal namun kami tidak mungkin menaikkan harga tahu dan tempe ke konsumen sebab mereka pasti akan komplain dan lari mencari bahan pengganti yang lain," kata seorang pedagang tahu dan tempe di Pasar Raya Ema di Padang, Selasa (12/1).

Ia mengatakan demi mempertahankan harga tetap normal maka ukuran tahu dan tempe sedikit diperkecil agar konsumen tidak berkurang dan tetap membeli dalam jumlah banyak.

Ema mengatakan sebelum mengalami kenaikan, harga kacang kedelai hanya Rp330 ribu namun saat ini harga kacang kedelai mencapai Rp490 ribu per karung atau per 50 kilogram.

Lebih lanjut ia mengatakan untuk tempe hanya diperkecil 1 ons dari biasanya, seperti pada tempe ukuran 6 ons diperkecil menjadi ukuran 5 ons dan dijual dengan harga Rp6 ribu. Sementara untuk tahu hanya diperkecil sedikit dari ukuran normal dan dijual Rp1.000 per potong.

Menurutnya, tahu dan tempe yang diperkecil tersebut sudah berlangsung sejak 20 hari terakhir namun bila harga kacang kedelai sudah turun maka ukuran tersebut akan kembali normal.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Andre Algamar mengatakan kenaikan harga kacang kedelai dipengaruhi oleh faktor global.

"Dalam memenuhi kebutuhan akan kacang kedelai di Indonesia maka sebagian besar didatangkan dari luar negeri seperti Amerika, Argentina dan negara lainnya namun disaat pandemi mereka mengurangi produksi," kata Andre.

Ia mengatakan faktor lainnya yang mempengaruhi kenaikan harga kedelai adalah permintaan dari negara China pada akhir 2020 meningkat dua kali lipat dari biasanya.

Menurut catatan Kementerian Perdagangan pada Desember 2020 permintaan kedelai China kepada Amerika Serikat (AS) selaku eksportir kedelai terbesar dunia naik dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton.

Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan AS seperti di Los Angeles, Long Beach, dan Savannah sehingga terjadi hambatan pasokan terhadap negara importir kedelai lain termasuk Indonesia.

Untuk mengatasi harga kedelai yang tinggi pemerintah tengah berupaya mendorong produksi kedelai dalam negeri agar kebutuhan kacang kedelai di Indonesia bisa terpenuhi dan tidak bergantung pada produksi dari luar negeri.

Selain kacang kedelai, pedagang Sembako Dona mengatakan harga kebutuhan lainnya yang masih naik yaitu kacang tanah naik Rp1.000 menjadi Rp24 ribu per kg, kacang padi naik Rp2.000 menjadi Rp19.500 per kg, minyak curah naik Rp500 menjadi Rp13.500 per kg.

Kemudian harga cabai merah saat ini masih stabil mahal diangka Rp48 ribu per kg, harga cabai hijau Rp30 ribu per kg, harga cabai rawit merah Rp65 ribu per kg, harga bawang merah stabil Rp28 ribu per kg, dan harga bawang putih stabil Rp22 ribu per kg.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement