Jumat 22 Jan 2021 11:43 WIB

Pendukung Teori Konspirasi Terpecah Setelah Pelantikan Biden

Pendukung teori konspirasi QAnon terpecah dalam menanggapi pelantikan Biden

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Joe Biden
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Joe Biden

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON--Pendukung teori konspirasi QAnon terpecah dalam menanggapi pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Sebab pelantikan itu menyangkal keyakinan mereka Donald Trump akan tetap menjabat sebagai presiden untuk mengalahkan musuh-musuh negara yang disebut 'deep state'.

Banyak pengikut QAnon yang terkejut dan frustasi Joe Biden mengambil sumpah jabatan sebagai presiden AS ke-46. "Saya ingin muntah," kata salah satu pendukung QAnon di aplikasi kirim pesan Telegram, seperti dikutip BBC, Kamis (21/1).

"Saya muak dengan semua kepalsuan informasi dan harapan," kata pengguna Telegram lainnya.

Selama beberapa pekan terakhir pengikut QAnon mempromosikan 20 Januari akan menjadi kebangkitkan. Ketika tokoh-tokoh Partai Demokrat dan elit 'pedofil pemuja setan' ditangkap dan dieksekusi oleh perintah Trump.

Namun setelah Biden mengambil sumpah dan tidak ada tokoh Demokrat yang ditangkap. Sejumlah pendukung QAnon tidak nyaman menghadapi kenyataan. "Ini sudah berakhir dan kami dipermainkan," tulis salah satu pengikut teori konspirasi itu.

Beberapa jam kemudian ribuan komentar serupa muncul di berbagai platform mulai dari media sosial Gab, Telegram dan forum-forum pinggiran karena media sosial menutup banyak akun mereka sejak penyerangan ke Capitol Hill 6 Januari lalu.

Keraguan menyebar cepat usai muncul di unggahan sejumlah tokoh-tokoh teori konspirasi tersebut. Sejumlah orang memulai unggahannya dengan frasa 'percaya pada rencana' slogan kunci QAnon yang digunakan orang pertama yang menyebarkan teori konspirasi ini.

"Ini hari yang sulit bagi kita semua," kata salah satu tokoh yang akun Twitternya yang memiliki 200 ribu pengikut ditutup baru-baru ini.

"Pelantikan hari ini tidak masuk akal bagi orang Kristen Patriotik dan kami pikir 'rencana' cara kami untuk mengambil kembali negara ini," tambah tokoh itu.

Tokoh lain di media sosial sayap kanan AS, Gab mengatakan komunitas QAnon 'beresiko terpecah'. "Persahabatan sejati mungkin rusak tanpa bisa diperbaiki karena orang-orang marah," katanya.

Sejumlah saluran ekstremis dan neo-Nazi sudah mencoba menarik keuntungan dari kekacauan di komunitas QAnon. Mereka ingin menarik masuk para pengikut teori konspirasi itu yang kebingungan. Sejumlah tokoh QAnon meminta pengikutnya untuk tetap yakin dan tidak menyerah dengan mudah. n Lintar Satria

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement