Selasa 23 Feb 2021 13:48 WIB

Studi: Pandangan Ekstremis Buat Kemampuan Kognitif Buruk

Aspek psikologi seseorang sangat berkaitan dengan kecenderungan politik.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
University of Cambridge
Foto: Republika/Yeyen Rostiyani
University of Cambridge

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Menurut studi baru yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Cambridge, orang yang memiliki pandangan ekstremis dan mendukung kekerasan terhadap orang lain mungkin menderita kemampuan kognitif buruk. Kemampuan itu termasuk kemampuan memori kerja.

Mereka yang memegang keyakinan ideologis dogmatis dan ekstrem juga ditemukan lebih buruk dalam mempertimbangkan bukti ketika membuat keputusan non-politik. Studi tersebut membuat para ilmuwan percaya aspek psikologi seseorang sangat berkaitan dengan kecenderungan politik mereka.

Para peneliti mempelajari satu kelompok yang terdiri dari 334 orang Amerika dengan melakukan 37 tes kognitif. Tes itu tidak ada hubungannya dengan politik atau ideologi dan menilai berdasarkan kemampuan memori kerja dan keterampilan mengumpulkan bukti.

Setelah dua tahun, kelompok yang sama ditanyai tentang keyakinan politik mereka dan diminta untuk menilai seberapa kuat mereka setuju dengan pernyataan seperti “Saya akan mengorbankan hidup saya jika itu menyelamatkan nyawa orang Amerika lainnya.”

Penelitian tersebut ditulis dalam makalah berjudul “Korelasi Kognitif dan Persepsi dari Sikap Ideologis: Pendekatan Berbasis Data.” Hasil dari penelitian menunjukkan kemampuan kognitif seseorang merupakan cara yang lebih baik untuk memprediksi keyakinan ideologis mereka daripada demografi seperti usia atau jenis kelamin.

Orang-orang yang memiliki pandangan ekstrem untuk mendukung “kelompok” mereka sendiri, mendukung kekerasan terhadap orang lain di luar kelompok, ditemukan memiliki memori kerja yang lebih buruk. Mereka lebih lambat dalam memahami informasi baru dan cenderung lebih impulsif.

Dilansir Al Arabiya, Selasa (23/2), sedangkan peserta yang dilaporkan konservatif secara politik, cenderung lebih berhati-hati selama mengikuti tes kognitif. Mereka mengambil lebih banyak waktu untuk mengumpulkan bukti sebelum membuat keputusan.

“Studi ini mungkin menawarkan wawasan untuk program pendidikan yang bertujuan mendorong kerendahan hati dan pemahaman sosial,” tulis penulis makalah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement