Jumat 05 Mar 2021 07:25 WIB

Uni Eropa dan Italia Blokir Pengiriman Vaksin ke Australia

AstraZeneca gagal memenuhi komitmen kontrak pesanan vaksin Uni Eropa.

Uni Eropa dan Italia Blokir Pengiriman Vaksin ke Australia. Seorang perawat bersiap untuk memberikan dosis vaksin AstraZeneca COVID-19 di pusat perawatan kesehatan di Seoul pada hari Jumat, 26 Februari 2021. Korea Selatan pada hari Jumat memberikan suntikan vaksin virus corona pertama yang tersedia kepada orang-orang di fasilitas perawatan jangka panjang.
Foto: Jung Yeon-je / Pool via AP
Uni Eropa dan Italia Blokir Pengiriman Vaksin ke Australia. Seorang perawat bersiap untuk memberikan dosis vaksin AstraZeneca COVID-19 di pusat perawatan kesehatan di Seoul pada hari Jumat, 26 Februari 2021. Korea Selatan pada hari Jumat memberikan suntikan vaksin virus corona pertama yang tersedia kepada orang-orang di fasilitas perawatan jangka panjang.

IHRAM.CO.ID, ROMA -- Komisi Eropa dan Italia telah memblokir pengiriman vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca yang ditujukan ke Australia. Pemblokiran itu dilakukan setelah AstraZeneca gagal memenuhi komitmen kontrak pesanan vaksin Uni Eropa (UE), kata dua narasumber, Kamis (4/3).

Narasumber tersebut mengatakan AstraZeneca telah meminta izin dari pemerintah Italia untuk mengekspor sekitar 250 ribu dosis vaksin Covid-19 dari pabrik Anagni, dekat Roma. Menurut kedua sumber itu, pemerintah Italia menolak permintaan AstraZeneca itu dan Komisi Eropa mendukung keputusan tersebut.

Baca Juga

Seorang sumber UE di Brussel mengatakan otoritas nasional (negara anggota UE) memiliki keputusan akhir dalam masalah pengiriman pasokan vaksin tersebut. Sejauh ini belum ada komentar langsung dari pihak AstraZeneca.

Langkah itu dilakukan hanya beberapa hari setelah Perdana Menteri Italia Mario Draghi, yang baru menjabat bulan lalu, mengatakan kepada sesama pemimpin UE bahwa blok tersebut perlu mempercepat vaksinasi. Draghi juga menyatakan perlu menindak perusahaan farmasi yang gagal memenuhi pasokan vaksin yang dijanjikan.

Negara-negara UE memulai penyuntikan vaksin Covid-19 pada akhir Desember. Namun, tetapi bergerak dengan kecepatan yang jauh lebih lambat daripada negara-negara lain, termasuk Israel dan bekas anggota UE, Inggris.

Para pejabat Uni Eropa menyalahkan lambatnya kemajuan vaksinasi sebagian pada masalah pasokan dari para produsen utama vaksin. AstraZeneca pada Januari memotong pasokan vaksinnya ke Uni Eropa pada kuartal pertama menjadi 40 juta dosis dari 90 juta yang diperkirakan dalam kontrak.

Kemudian, perusahaan farmasi itu mengatakan kepada negara-negara UE bahwa akan memotong pengiriman vaksin sebesar 50 persen lagi pada kuartal kedua. AstraZeneca lalu mengatakan sedang berusaha memasok dosis vaksin yang tidak terpenuhi untuk kuartal kedua dari luar Eropa.

Pemblokiran pengiriman vaksin ke Australia yang disampaikan pada Kamis itu diyakini sebagai langkah pertama kalinya Eropa mencegah ekspor vaksin ke negara ketiga. Pabrik vaksin di Anagni sedang menangani tahap akhir produksi vaksin AstraZeneca yang disebut juga sebagai tahap pengisian dan penyelesaian vaksin Covid-19.

Pabrik di Anagni itu dimiliki oleh grup perusahaan Amerika Serikat Catalent yang diharapkan dapat memproduksi ratusan juta dosis vaksin AstraZeneca selama 12 bulan mendatang. Pabrik Anagni juga diharapkan dapat membantu memproduksi vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan obat Amerika Serikat, Johnson & Johnson.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement