IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Seorang Syekh bercerita bawah ia baru saja datang di Madinah Al Munawwaroh. Ia langsung gabung bersama orang yang sedang berbincang-bincang tentang karamah-karamah yang Allah SWT berikan kepada siapa saja yang dikehendakinya.
"Pada saat perbincangan itu ada seorang buta yang duduk di dekat kami mendengarkan perbincangan kami," tulis Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Haji.
Kemudian dia orang buta itu mendekat kepada kami dan berkata.
"Aku menyukai perbincangan kalian," katanya.
Ia melanjutkan ceritanya. "Dengarkanlah satu perkara," katanya.
Orang buta itu bercerita bahwa dia adalah seorang yang memiliki banyak keluarga. Dan ia selalu pergi ke Baqi untuk mencari kayu bakar. Suatu ketika, di sana ia melihat seorang pemuda yang memakai gamis dari katun, sedangkan tangannya memegang sandalnya.
"Aku mengira bahwa dia adalah orang gila. Aku pun bermaksud merampas pakaiannya dengan mengatakan kepadanya, "Lepaskanlah pakaianmu!"
Tetapi dia berkata, Pergilah kepada Perlindungan Allah."
Orang buta itu katanya mengulangi permintaannya itu dua sampai tiga kali. Kemudian dia berkata, apakah kamu memaksa untuk mengambil gamisku?
Orang buta itu menjawab. "Iya tidak ada cara lain kecuali merampas gamismu."
Kemudian orang itu mengisyaratkan ke dua jarinya ke arah matanya. Sehingga kedua bola matanya terlepas dari tempatnya dan terjatuh ketanah.
"Kemudian aku berkata kepadanya demi Allah beritahukanlah kepada siapakah engkau ini."
Dia menjawab. "Aku adalah Ibrahim Khawas."
Penulis Kitab Raudha berkata, Ibrahim Khawwas adalah seorang wali. Saat diganggu dia berdoa untuk orang yang mau mengambil gamis agar dibutakan, dan Ibrahim bin Adham berdoa untuk tentara yang memukulinya agar dimasukkan ke dalam surga. Alasannya adalah bahwa Ibrahim Khawwas setelah melihat keadaan si pencuri memperkirakan bahwa pencuri itu tidak akan bertaubat tanpa diberi hukuman dan Ibrahim bin Adham melihat bahwa orang yang memukulinya tidak akan bertaubat dengan diberi hukuman.
"Maka dia mendoakan kebaikan untuknya, yang dengannya dia bertaubat. Dan ketika orang yang memukulinya hendak datang untuk meminta maaf, maka dia berkata kepala yang memerlukan maaf aku tinggalkan di Balkh."