IHRAM.CO.ID, DODOMA— Samia Suluhu Hassan (61 tahun) resmi dilantik menjadi presiden keenam Tanzania sekaligus Muslimah pertama yang memimpin negara itu setelah kematian Presiden John. Magufuli pada Rabu (17/3) lalu.
Sebelumnya, dia menjadi wakil presiden wanita pertama dalam sejarah Tanzania. Dia menjadi Muslim ketiga yang memimpin Tanzania dan wanita kedua yang menjadi kepala negara di Afrika Timur. Berdasarkan laporan Forum Pew 2010, 61 persen masyarakat Tanzania beragama Kristen, 35 persen beragama Islam, dan sisanya beragama lain. Namun, Muslim Tanzania mengklaim adanya perubahan demografis dalam dekade terakhir telah membuat angka tersebut sama.
Kehadiran Hassan membawa perubahan dari pendahulunya. Kepala Pusat Kebijakan Internasional di Tanzania, Omar Mjenga mengatakan dalam hal kepribadian, Hassan sangat tenang dan mempertimbangkan segala sesuatu secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan.
“Dia adalah seorang ibu sekaligus pemimpin. Dia telah membuktikan dirinya sebagai pendengar yang baik dan seseorang yang didengarkan orang,” kata Mjenga.
Mjenga berharap Hassan mengangkat seorang Kristiani sebagai wakil presidennya sesuai dengan tradisi adat pemerintahan di negara tersebut. Secara rutin, Hassan menghadiri shalat Jumat di Masjid Mikocheni yang terletak di kota Darussalam.
Seperti negara Afrika lain, di Tanzania, beberapa pria memiliki mitos bahwa wanita tidak mampu menjalankan tugas tertentu seperti kepresidenan. Pengamat Politik Tanzania, Abbas Mwalimu mengatakan hal tersebut yang mendorong skeptisisme di antara masyarakat. Sementara yang lain percaya, Presiden Samia Suluhu Hassan akan mengikuti jejak Presiden Magufuli.
Dilansir Religion News, Selasa (23/3), politisi wanita telah berperan penting di Tanzania termasuk selama perjuangan kemerdekaannya setelah Perang Dunia II. Hassan memulai karir pemerintahannya pada tahun 2000 saat dia menjadi menteri tenaga kerja dan pengembangan gender dan anak-anak.
Kemudian dia menjabat sebagai menteri pariwisata, perdagangan, dan investasi dari tahun 2010 sampai 2015. Dia bekerja untuk mencegah gerakan kemerdekaan yang baru lahir di negara semi-otonom Zanzibar, tempat kelahirannya yang mendukung persatuan berkelanjutan dengan Tanzania. Pada 2015, dia terpilih sebagai wakil presiden kesepuluh Tanzania.
Direktur Program di Pusat Penelitian Perdamaian dan Konflik Afrika, Dismas Karungu Massawe mengatakan dia berharap Hassan lebih mempererat hubungan antara Tanzania dan Zanzibar.
“Dia akan memupuk ikatan yang lebih kuat menuju persatuan. Karena dia berasal dari Zanzibar, dia bisa berperan penting dalam membuat warga Zanzibar merasaa lebih terwakili dan memupuk loyalitas mereka,” kata Massawe.
“Kami berharap Hassan akan menjadi ujung tombak negara kembali ke jalur demokrasi dengan menciptakan ruang demokrasi yang bebas dan adil,” tambah dia.